REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan dan Amerika Serikat memulai pelatihan gabungan angkatan udara pada saat ketegangan militer meningkat dengan Korea Utara.
Pelatihan militer "Max Thunder" yang diselenggarakan dua kali setahun itu akan berlangsung sampai 25 April dan melibatkan 103 pesawat tempur dan 1.400 personil.
"Dalam hal jumlah, itu adalah pelatihan terbesar jenis itu yang kami lakukan," kata juru bicara Angkatan Udara Korsel kepada AFP, Jumat (11/4).
Pelatihan Max Thunder lalu diselenggarakan Oktober-November tahun lalu melibatkan 97 pesawat tempur dan 1.000 tentara. pesawat tempur jet F-15K Seoul ikut serta bersama dengan F-16 dan F-16 Angkatan Udara AS dan pesawat FA-18 dan EA-8 Marinir AS.
Pelatihan gabungan angkatan udara kedua negara itu akan memperkuat kesiapan tempur dalam situasi sekarang ketika ketegangan meningkat di semenanjung Korea," kata satu pernyataan Angkatan Udara Korsel.
Pelatihan itu akan dipusatkan pada "skenario-skenario praktis" yang melibatkan serangan-serangan yang tepat pada posisi-posisi musuh dan missi pengiriman pasokan untuk tentara yang menyusu ke dalam daerah musuh.
Pelatihan itu diselenggarakan saat sekutu mengakhiri pelatihan-pelatihan militer tahunan yang dimula Februari lalu, dan dikecam Pyongyang sebagai persiapan-persiapan invasi.
Dalam satu protes yang ditujukan pada pelatihan-pelatihan itu Pyongyan melakukan sejumlah peluncuran roket dan rudal, diakhiri dengan pelatihan rudal jangkauan menengahnya yang pertama sejak Maret 2009 pada 26 Maret.
Kedua Korea juga saling melepaskan tembakan artileri di lintas perbatasan-perbatasan Laut Kuning yang dipertikaikan pada 31 Maret, setelah Korut menjatuhkan sekitar 100 peluru di seluruh perbatasan maritim dalam satu pelatihan yang menggunakan peluru tajam.