REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Krisis Ukraina terus berlanjut dan selalu memunculkan persoalan baru. Mulai dari referendum, kemerdekaan dan penggabungan Crimea ke Rusia. Lalu Ukraina Timur dan wilayah-wilayah beretnik Rusia mulai bergolak menginginkan yang sama.
Apalagi yang bisa terjadi? Berikut tiga perkiraan skenario Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menguasai Ukraina yang ditulis oleh penulis kolom Mykola Riabchuk di Aljazeera, Kamis (11/4) dalam artikel 'Ukraine: Russian propaganda and three disaster scenarios'.
Menurutnya salah satu skenario itu adalah menghancurkan kedaulatan Ukraina.
"Usaha untuk menumpas separatis akan berakhir pada hancurnya kedaulatan Ukraina di timur dan berdirinya negara-negara boneka pro-Rusia dengan konsep Transnistria di Moldova," katanya.
Skenario kedua adalah kalangan demonstran di timur Ukraina mungkin saja akan memproklamasikan diri sebagai 'Ukraina sebenarnya'.
Dengan dukungan Rusia, mereka dapat mendudukkan kembali Presiden terguling Viktor Yanukovych sebagai presiden yang sah.
Skenario ini bukan hal yang baru. Tahun 1918 Rusia melalui Bolsheviks pernah membangun pemerintahan boneka di Kharkiv untuk menumbangkan pemerintahan demokratis di Republik Nasional Ukraina (1918-1920) di Kiev.
Tujuan dari skenario ini adalah untuk memindahkan dan mengubah perang Rusia-Ukraina menjadi pertarungan antara Ukraina-Ukraina.
Skenario ketiga adalah, pemerintahan sementara kali ini menyerah kepada buli dan tekanan Rusia.
Hasilnya, perdamaian akan tiba, tapi Ukraina akan mengadopsi sistem konfederasi semu sebagai negara lemah di mana wilayah-wilayah beretnik Rusia akan mempunyai otonomi yang kuat.
Bila skenario ini akhirnya terwujud, Rusia diperkirakan akan mempunyai posisi yang unggul untuk memanipulasi dan menyabotase Ukraina di masa mendatang.