REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Pencarian pesawat Malaysia Airlines dimulai kembali Sabtu, lima pekan setelah pesawat itu hilang dari layar radar, di tengah-tengah kekhawatiran bahwa baterai-baterai yang menyalakan alat perekam kotak hitam di pesawat mungkin telah mati.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbot, Jumat (11/4) waktu setempat memperingatkan bahwa sinyal-sinyal yang diperoleh selama pencarian di bagian selatan Samudera Hindia dari kotak hitam memudar.
Penerbangan MH370 Malaysia Airlines hilang segera setelah tinggal landas pada 8 Maret dari Kuala Lumpur dengan tujuan Beijing. Pesawat itu membawa 227 penumpang dan 12 awak pesawat.
Sejumlah negara terlibat dalam usaha pencarian pesawat itu dengan fokus di Samudera Hindia. Para pejabat yang melakukan pencarian yakin mereka tahu posisi kotak hitam itu, walaupun mereka telah mengetahui bahwa sinyal paling akhir yang diperoleh para pencari pada Kamis bukan berasal dari pesawat yang hilang itu.
Baterai-baterai di alat perekam kotak hitam sudah mati karena sudah melewati masa aktifnya selama 30 hari. Namun, usaha pencarian tetap dilakukan ke dasar laut.
Bilamana para pencari yakin dapat mendeteksi lokasinya, mereka kemudian berencana mengerahkan "robot" kecil tak berawak yang diberi nama "Autonomous Underwater Vehicle".
"Usaha pencarian berlanjut untuk mempersempit kawasan pencarian di bawah laut ketika Autonomous Underwater Vehicle dikerahkan," kata satu badan Australia yang mengkoordinasi pencarian pada Sabtu.
"Belum ada lagi sinyal terdeteksi selama 24 jam terakhir," kata badan itu dalam pernyataannya.