Ahad 13 Apr 2014 13:01 WIB

Isu Panggilan Telepon Ko-Pilot MH370 Malaysia Dinilai Perlu Diverifikasi

Pesawat Malaysia Airlines di Bandara Internasional Perth, Australia.
Foto: AP/Greg Wood
Pesawat Malaysia Airlines di Bandara Internasional Perth, Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Para penyidik yang menyelidiki hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 menduga ko - pilot pesawat jet tersebut mencoba membuat panggilan dengan telepon genggamnya setelah pesawat itu melenceng dari rute yang seharusnya, menurut laporan New Straits Times Malaysia mengutip sumber-sumber, Sabtu.

Surat kabar itu mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan upaya panggilan telepon dari telepon ko-pilot Fariq Abdul Hamid ditangkap oleh sebuah menara telepon genggam saat pesawat itu berada sekitar 200 mil laut sebelah barat laut dari negara pantai barat Penang.

Hal itu terjadi bersamaan dengan radar militer mencatat penampakan terakhir dari jet yang hilang pada 2:15 pagi waktu setempat itu pada 8 Maret.

"Menara telco (perusahaan telekomunikasi) menangkap upaya panggilan yang coba dilakukan itu. Tentang mengapa panggilan terputus, tampaknya karena pesawat itu dengan cepat bergerak menjauh dari menara dan tidak berada di bawah cakupan menara yang berikutnya," kata New Straits Times mengutip sumbernya.

Pejabat pemerintah tidak bisa segera dihubungi untuk mengomentari laporan tersebut. New Straits Times mengutip pejabat Menteri Transportasi Hishammuddin Hussein yang mengatakan bahwa laporan tersebut perlu diverifikasi.

Tapi dia tampaknya meragukan laporan tersebut dengan mengatakan, "Jika hal ini terjadi, kita akan telah mengetahui tentang hal itu sebelumnya."

The New Straits Times mengutip sumber berbeda yang mengatakan bahwa ada sinyal yang dicatat dari telepon genggam Fariq, tapi itu bisa saja akibat perangkat itu diaktifkan bukannya digunakan untuk membuat panggilan.

Malaysia memfokuskan penyelidikan kriminalnya pada kru kabin dan pilot pesawat itu - kapten Zaharie Ahmad Shah yang berusia 53 tahun dan Fariq yang berusia 27 tahun - setelah membersihkan semua 227 penumpang dari dugaan keterlibatan apa pun, kata polisi.

Para penyelidik percaya bahwa seseorang dengan pengetahuan rinci tentang pesawat Boeing 777 - 200ER dan navigasi penerbangan komersial telah mematikan sistem komunikasi pesawat itu sebelum mengalihkan pesawat itu ribuan mil dari rute yang dijadwalkan.

Pencarian untuk pesawat jet yang hilang itu di Samudera Hindia selatan dilanjutkan pada Sabtu , di tengah kekhawatiran bahwa sinyal baterai dari kotak hitam di pesawat itu mungkin telah mati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement