REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Narendra Modi, calon kuat perdana menteri India mendatang, Sabtu menjamin kepada warga Muslim ia akan menghormati tradisi-tradisi agama mereka, sementara 14 orang tewas dalam aksi kekerasan terburuk sejak awal pemilu.
Pernyataan-pernyataan Modi dari kelompok Hindu berhaluan keras itu diucapkan dalam satu wawancara televisi yang jarang dilakukannya disiarkan Sabtu saat polisi mengonfirmasikan pemberontak Maois di India tengah menewaskan 14 orang, sebagan besar terlibat dalam pemilu.
Perlindungan status sekuler India muncul sebagai satu isu penting pemilu dengan para pengeritik cemas atas retorika nasionalis Hindu Modi dapat menimbulkan ketegangan agama di negara di mana 13 persen dari 1,2 miliar penduduknya beragama Islam.
Kendati pun India berpenduduk mayoritas Hindu, negara itu adalah salah satu dari negara-negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
Modi, yang memimpin kampanye partai oposisi Partai Bharatiya Janata Party (BJP) mengatakan ia menolak mengenakan satu kopiah yang dihadiahkan kepadanya oleh seorang ulama Muslim tiga tahun lalu karena ia tidak ingin "memperdayakan orang".
"Saya yakin akan menghormati tradisi-tradisi semua agama. Tetapi pada saat yang sama, saya harus menghormati tradisi kami sendiri serta begitu juga saya menghormati seluruh tradisi. Saya tidak dapat memperdayakan orang dengan mengenakan kopiah-kopiah seperti itu," ujarnya.
Banyak warga Muslim di India mengenakan kopiah.
Ia menambahkan: "Setiap warga negara memiliki hak yang sama seperti juga halnya dengan Narendra Modi."
Modi adalah menteri besar negara bagian Gujarat yang makmur di bawah kepemimpinannya. Ia menyebut dirinya sebagai reformis pro-bisnis yang dapat menghidupkan kembali ekonomi negara demokrasi terbesar itu.
Jajak pendapat umum memperkirakan BJP akan menang dalam pemilu, mengalahkan partai Kongres yang dilanda skandal setelah sepuluh tahun berkuasa.
Tetapi Modi, tetap seorang tokoh pemecah belah setelah dituduh gagal menghentikan kerusuhan anti-Muslim tahun 2002 di Gujarat yang menewaskan setidaknya 1.000 orang.
Modi berulang-ulang menolak tuduhan melakukan pelanggaran dan penyelidikan-penyelidikan tidak pernah menemukan alasan untuk menuduh dia.
Sementara itu dua ranjau meledak menewaskan 14 orang di negara bagian Chhattisgarh , merupakan aksi kekerasan terburuk sejak pemungutan suara dimulai Senin lalu dan menyoroti masalah-masalah keamanan selama pemilu itu.
Tujuh petugas pemungutan suara tewas ketika pemberontak Maois meledakkan bus mereka, kata perwira polisi Gurjinder Pal Singh kepada AFP.
Lima petugas keamanan yang mengawasi keamanan pemilu tewas akibat satu serangan lainnya. Seorang sopir ambulans dan seorang petugas kesehatan juga tewas.
Maois dan pemberontak separatis lainnya menduduki daerah-daerah luas India barat laut, timur laut dan tengah. Pemungutan suara itu diselenggarakan secara bertahap untuk memungkinkan pasukan keamanan pindah untuk melindungi para pemilih.
Modi juga mengemukakan kepada stasiun TV itu ia akan membantu meningkatkan mobilitas bagi warga Muslim, yang data resminya menunjukkan umumnya lebih miskin, lebih banyak buta aksara dan memiliki akses lebih rendah pada pendidikan dan perwakilan lebih kecil dalam pekerjaan publik dan sektor ketimbang dari kelompok Hindu mereka.
Ia menyatakan kaum Muslim harus menikmati hasil-hasil dari kemajuan ekonomi India.