Senin 14 Apr 2014 20:02 WIB

Penyakit Ini Ancam Kelestarian Pohon Pisang

Pohon Pisang
Pohon Pisang

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB memperingatkan potensi "kerusakan besar" pada pohon pisang di seluruh dunia akibat adanya penyakit yang menyerang varietas buah yang paling populer dan tersebar dari Asia ke Afrika hingga Timur Tengah itu.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) yang berbasis di Roma dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa penyakit tersebut berpotensi menimbulkan ancaman serius bagi produksi dan ekspor pisang, yang merupakan tanaman pangan paling penting keempat bagi negara-negara berkembang.

"Negara-negara harus bertindak sekarang jika kita ingin menghindari skenario terburuk, yaitu kerusakan besar dari banyak tanaman pisang di dunia," kata ahli patologi tanaman dari FAO Fazil Dusunceli.

Sekretaris Forum Pisang Dunia Gianluca Gondolini mengatakan kerusakan tanaman pisang di dunia dalam skala besar dapat merusak "lapangan pekerjaan dan pendapatan pemerintah di banyak negara tropis".

Penyakit yang disebut "Panama" dengan tipe TR4 merupakan salah satu penyakit yang paling merusak dan mempengaruhi tanaman pisang varietas Cavendish, yang adalah jenis pisang paling populer dalam ekspor global.

FAO menyatakan bahwa penyakit itu telah menyebabkan kerugian yang signifikan selama dua dekade terakhir di Asia Tenggara. Selain itu, baru-baru ini FAO menerima laporan kasus kerusakan tanaman pisang dalam skala besar di Yordania dan Mozambik.

Namun, penyakit "Panama" TR4 itu belum mempengaruhi eksportir buah pisang global kelas atas, seperti Kolombia atau Ekuador. Penyakit tanaman tersebut berupa jamur yang timbul dari tanah dan dapat bertahan hidup selama puluhan tahun, tetapi tidak berbahaya bagi manusia.

FAO mengatakan ada kebutuhan untuk lebih memonitor, melakukan pencegahan, dan memberikan pelatihan bagi para pekerja pertanian, khususnya langkah-langkah untuk mencegah pergerakan material tanah dan tanaman yang terinfeksi masuk dan keluar dari wilayah pertanian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement