Selasa 15 Apr 2014 01:33 WIB

Krisis Ukraina, Pendukung Rusia Kepung Horlivka

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fernan Rahadi
Ukraina
Foto: Sergei Grits/AP
Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Para aktivis pendukung Rusia melakukan serangannya kembali di gedung pemerintahan lainnya di Ukraina timur. Serangan ini tentu saja dinilai telah mengabaikan ancaman tenggat waktu pelucutan senjata yang diberikan oleh pemerintahan Kiev.

Dilansir dari BBC, para pengunjuk rasa ini mengepung kantor kepolisian di kota Horlivka, dekat Donetsk. Mereka pun mengendalikan gedung bangunan itu.

Presiden sementara Ukraina, Olexander Turchynov, menyebut serangan itu sebagai bentuk agresi dari Rusia. Meskipun begitu, sepertinya pemerintah mengisyaratkan dukungannya untuk melaksanakan referendum nasional.

Ia mengatakan Kiev tidak menentang diadakannya pemungutan suara atas masa depan negara ini. Ia melanjutkan, Ukraina pun tengah menyiapkan operasi anti-teroris terhadap para pengunjuk rasa yang bersenjata dan menduduki gedung pemerintahan di Sloviansk dan sejumlah kota lainnya.

Kiev sendiri menyatakan akan memberikan hak yang lebih luas terhadap etnis Rusia. Selain itu, Kiev juga akan membuka kemungkinan bahwa negara itu akan berubah dari bentuk republik menjadi federasi.

Para pengunjuk rasa pendukung Rusia ini menuntut digelarnya referendum lokal. Meskipun begitu, pemerintah Ukraina tetap mengisyaratkan akan menggelar referendum nasional.

"Kami tidak menentang digelarnya referendum nasional. Saya yakin mayoritas warga Ukraina akan mendukung kebersatuan, demokrasi Ukraina," kata Turchynov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement