Selasa 15 Apr 2014 02:17 WIB

Serangan Bom di Terminal Bus, 71 Tewas

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fernan Rahadi
Bom Bunuh Diri
Bom Bunuh Diri

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Aksi serangan bom kembali terjadi di Nigeria. Kali ini, serangan bom meledak di sebuah terminal bus di pinggiran ibukota pada Senin (14/4) pagi hari saat terminal dipenuhi oleh para calon penumpang.

Akibatnya, 71 orang telah tewas dan 124 lainnya terluka. Menurut juru bicara kepolisian, Frank Mba, ledakan ini juga merusak 16 bus dan 24 minibus serta mobil yang berada di sekitarnya.

Serangan ini memicu kekhawatiran terhadap meningkatnya serangan yang dilakukan oleh para pemberontak Islam. Presiden Goodluck Jonathan pun menyalahkan kelompok militan Boko Haram berada di balik serangan ini.

Meskipun begitu, belum ada kelompok militan Islam yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. "Kita akan menghentikan aksi para pelaku yang mencoba menyerang negara kita. Isu kelompok Boko Haram hanya sementara saja," katanya.

Charles Otegbade, direktur operasi pencarian dan penyelamatan, mengatakan para ahli keamanan menduga ledakan terjadi di dalam sebuah kendaraan. Terminal bus tersebut terletak sekitar 8 km barat daya Abuja.

"Saya sedang menunggu bus ketika tiba-tiba saya mendengar suara ledakan dan melihat banyak asap," kata Mimi Daniels yang berhasil meloloskan diri dari ledakan tersebut dan mengalami luka ringan di tangannya. "Semua orang panik," tambahnya.

Kelompok militan Boko Haram sering kali menargetkan warga sipil yang dicurigai mendukung pemerintahan dan aparat keamanan dalam melancarkan serangannya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement