REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Para demonstran separatis yang disebut teroris oleh pemerintah sementara Ukraina tidak mengindahkan ultimatum untuk mengosongkan bangunan-bangunan yang dikuasai di timur Ukraina.
"Sebuah tenggat waktu yang diberikan oleh pemerintah Ukraina kepada orang bersenjata pro Rusia terlewatkan," tulis the Asociated Press dikutip dari NPR, Selasa (15/4).
Dengan begitu kekhawatiran akan timbulnya perang semakin meningkat karena Ukraina secara resmi telah memutuskan untuk melakukan tindakan militer.
"Namun belum ada tanda-tanda aksi militer untuk mengeluarkan para pemberontak," lanjut AP.
Sebelumnya, Rusia mengutuk keras keputusan Kiev untuk menggunakan aksi militer menghadapi para demonstran.
Bagi Rusia, pemerintah sementara Kiev adalah pemerintah boneka anti-Rusia yang digagas oleh kaum radikal Ukraina.