REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron, Senin (14/4), berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande dalam percakapan telepon terpisah guna membahas situasi di Ukraina, kata juru bicara Downing Street.
"Mereka sependapat pertemuan Kelompok Kontak yang dijadwalkan diadakan pada Kamis akan menjadi peluang penting bagi Pemerintah Rusia untuk memperlihatkan komitmen bagi dialog dan untuk meredakan keadaan," kata juru bicara tersebut di dalam satu pernyataan.
Juru bicara itu menambahkan ketiga pemimpin tersebut sepakat pendudukan gedung pemerintah saat ini di Ukraina Timur "tidak sah dan berbahaya". Mereka menyeru semua pihak agar melakukan apa saja yang dapat mereka kerjakan guna meredakan ketegangan.
Ketiga pemimpin itu menyatakan menteri luar negeri Uni Eropa bertemu pada Senin dan sepakat mereka mesti mempertimbangkan dipercepatnya upaya mengenai sanksi lain yang mungkin, kata juru bicara tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua .
Gelombang baru kerusuhan telah meletus di Ukraina Timur pada akhir pekan, ketika pegiat pro-Rusia menduduki beberapa gedung pemerintah di Kota Besar Donetsk, Lugansk dan Kharkov, dan menuntut diadakannya referendum mengenai otonomi dan hubungan lebih erat dengan Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Senin, mengatakan Moskow tidak tertarik untuk terlibat dalam urusan dalam negeri Ukraian.
Saat mengomentari laporan bahwa Amerika Serikat, Uni Eropa dan Ukraina akan mengajukan bukti mengenai dugaan keterlibatan Rusia di Ukraina selama pertemuan yang dijadwalkan pada Kamis, Lavrov mengatakan bukti itu "mungkin memiliki kesamaan dengan fakta".