REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Seorang kandidat presiden Ukraina, yang dikenal dengan pandangannya yang pro-Rusia, dipukuli Selasa oleh satu kelompok orang yang mengencam komentar yang diucapkan dalam satu wawancara televisi.
Oleh Tsarev, yang mendukung keanggotaan Ukraina dalam uni bea cukai yang dipimpin Moskow ketimbang berintegrasi dengan Eropa, diserang setelah memberikan satu wawancara dengan stasiun televisi ICTV Ukraina di mana para pengeritiknya mengatakan ia agaknya mendukung intervensi pasukan Rusia dari wilayah-wilayah timur Ukraina yang memberontak.
Ia kemudian membantah tuduhan ini dan mengatakan ia menentang keras pengiriman pasukan Rusia ke Ukraina timur.
Massa yang marah berkumpul di kantor-kantor studio itu setelah wawancaranya.
Kemarahan meningkat setelah itu dan polisi menemukan senjata senjata dekat mobilnya.
Tsarev (44), yang usahanya bagi kandidat presiden mendapat dukungan paling sedikit, menunggu dua jam di studio-studio sebelum melepaskan diri dari kepungan massa. Kendatipun dilindungi para pengawalnya, ia mendapat lemparan telor-telor dan mendapat beberapa pukulan.
Ia segera memasuki satu ambulan yang sedang menunggu, tetapi para anggota satu kelompok nasional yang berhaluan kanan ekstrim 'Right Sector' menahan dia dan dibawa ke markas badan keamanan negara dan kemudian ke kantor kejaksaan.
Tsarev mengemukakan kepada wartawan: "Saya tidak meminta pasukan Rusia dikirim. Saya menentang keras ini. Saya menentang kelompok ketiga melakukan campur tangan dalam masalah-masalah Ukraina.''
Jajak pendapat menunjukkan Tsarev mendapat dukungan kurang dari satu persen dalam pemilu 25 Mei.