Selasa 15 Apr 2014 23:00 WIB

Presiden Cina Minta Adopsi Pertahanan Udara Terintegrasi, Seperti Apa?

Rep: Alicia Saqina/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Cina Xi Jinping
Foto: Reuters
Presiden Cina Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- Presiden Cina Xi Jinping mendesak angkatan udaranya untuk segera mengadopsi kemampuan pertahanan udara dan angkasa yang terintegrasi. Xi menyatakan hal tersebut, menyusul respons yang diberikannya atas kian meningkatnya kemampuan pasukan udara yang dimiliki Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara lain.

 

Dikutip dari Reuters, Senin (14/4), Cina pun menegaskan program penguatan dan adopsi kemampuan pertahanan pasukan udaranya itu, ditujukan untuk tujuan damai. Selain itu, pemerintahan yang berpusat di Beijing itu juga mengatakan, adopsi kemampuan pertahanan pasukan udara Cina ditujukan untuk mencegah musuh, yang selama terjadinya krisis menggunakan aset berbasis udara dan angkasa.

 

Seperti yang dilaporkan Xinhua, Senin (14/4) malam, mengunjungi markas angkatan udara di Beijing, Xi yang juga merupakan kepala kemiliteran Cina, menginstruksikan anak buahnya untuk mempercepat proses integrasi kemampuan pertahanan itu dan mempertajamnya. Tetapi, masih belum jelas bagaimana informasi detail Cina akan merealisasikan hal tersebut.

 

Namun di sisi lain, menurut pemberitaan China Daily Selasa (15/4), Cina memang seharusnya lebih memperhatikan lagi kemampuan pertahanan angkasanya. ''Ide menggabungkan kemampuan udara dan angkasa bukan lah hal yang baru bagi angkatan udara Cina, seperti tuan rumah para ahli akan hal ini telah menggarisbawahi hal tersebut,'' kata pernyataan berita itu.

Sementara itu, Wakil Kepala Editor majalah //Aerospace Knowledge// di Beijing, Wang Ya'nan menilai, tujuan Presiden Xi mengadopsi program pertahanan udaranya ialah untuk menjawab tantangan zaman.

 

''AS telah memberikan perhatian dan segala sumber dayanya yang cukup untuk mengintegrasi kemampuan militernya di udara dan angkasa. Dan, negara lainnya pun, juga telah bergerak secara progresif ke arah ruang militerasi,'' ujar Wang dalam kutipannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement