REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat, Selasa (15/4), mendesak pemerintah Ukraina agar bertindak secara bertahap dan secara bertanggung jawab dalam upayanya meredakan ketegangan di bagian timur negeri tersebut.
Sementara itu, Kiev telah memulai operasi militer terhadap pegiat pro-Rusia yang menduduki gedung pemerintah di sana.
Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan Washington telah mendesak penahanan diri dan memuji Kiev karena melakukan itu dalam caranya menangani gelombang terakhir kerusuhan di tiga negara bagian Ukraina Timur.
Pemrotes pro-Rusia telah melancarkan pertemuan terbuka di sana, menyeru pembentukan negara federal dan bergabung dengan Federasi Rusia. Mereka juga menyerbu dan menduduki beberapa gedung pemerintah sejak 6 April.
Perkembangan tersebut terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Krimea menandatangani kesepakatan pada 18 Maret untuk menjadikan Krimea sebagai bagian dari wilayah Rusiah. Hampir 97 persen pemberi suara di semenanjung itu telah mendukung pemisahan diri dari Ukraina dalam satu referendum.
Militer Ukraina pada Selasa merebut kembali lapangan terbang di Kramatorsk dalam operasi dengan tujuan menghapuskan pria bersenjata dari instalasi dan gedung pemerintah.
"Kami mendesak Pemerintah Ukraina agar bergerak maju secara bertahap, bertanggung jawab, dan dengan semua kehati-hatian saat pemerintah menangani situasi yang ditimbulkan oleh orang bersenjata yang telah menduduki gedung pemerintah, mendirikan penghalang jalan secara tidak sah di beberapa bagian negeri itu," kata Carney kepada wartawan dalam taklimat harian.
"Anda tahu, dalam beberapa kasus, kelompok paramiliter membawa senjata yang cukup berat," kata Carney sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Rabu.