Kamis 17 Apr 2014 11:35 WIB

Diplomat Barat Tuding Rusia Sebarkan 'Cerita Fantasi' Soal Ukraina

Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).
Foto: Reuters/Vasily Fedosenko
Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sejumlah duta besar negara Barat untuk Dewan Keamanan PBB meminta Rusia untuk menghentikan propaganda palsu dan "cerita fantasi" mengenai krisis Ukraina karena dinilai dapat memperkeruh situasi.

"Propaganda sistematis mengenai Ukraina adalah permainan yang sangat berbahaya," kata Duta Besar Lithuania untuk PBB, Raimonda Murmokaite, yang pada Rabu meminta rapat khusus Dewan Keamanan.

Dewan Keamanan pada hari itu mendiskusikan laporan mengenai Ukraina yang dipaparkan oleh Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan hak asasi manusia, Ivan Simonovic. Laporan tersebut mengatakan bahwa tidak terjadi pelanggaran HAM terhadap etnis Rusia yang tinggal di wilayah Timur Ukraina.

Kepada Dewan Keamanan, Simonovic, mengatakan bahwa meskipun memang benar terdapat sejumlah serangan terhadap etnis Rusia, serangan tersebut tidak tidak sistematis dan meluas.

Duta Besar Inggris untuk PBB, Mark Lyall Grant, mengecam apa yang dia sebuat sebagai "cerita fantasi" yang disebarkan Rusia mengenai apa yang terjadi di Ukraina. Sementara utusan Prancis, Gerard Araud, menyatakan "realitas virtual" Moskow telah terbantahkan oleh laporan dari Simonovic.

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power, membahas kampanye kebencian, separatisme dan sabotase terhadap negara Ukraina yang dilakukan secara profesional oleh Rusia.

Sementara utusan Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, mengecam laporan Simonovic dengan menyatakan bahwa laporan tersebut mengandung bias dan terlihat direkayasa agar sesuai dengan kesimpulan yang sudah terbentuk sebelum dilakukan penelitian empiris.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement