Kamis 17 Apr 2014 14:19 WIB

Oposisi Tuding Pasukan Bashar Lancarkan Serangan Kimia Lagi

Pasukan pemberontak oposisi Suriah
Foto: Reuters
Pasukan pemberontak oposisi Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT-- Kelompok oposisi Suriah menuduh pasukan Presiden Bashar al Assad telah kembali melancarkan serangan gas beracun di Damaskus Rabu dengan menunjuk bukti video yang menggambarkan petugas medis sedang merawat empat orang.

Mereka mengatakan serangan kimia keempat pada bulan April tersebut terjadi di perkampungan Harasta.

Belum ada konfirmasi independen atas tuduhan tersebut dari jurnalis karena larangan peliputan di Suriah.

Kelompok aktivis pada Rabu mengunggah video di YouTube yang menggambarkan empat orang pria sedang dirawat dengan tabung oksigen. Suara dalam video itu mengungkapkan tanggal dan mengatakan bahwa pasukan Bashar menggunakan "gas beracun di Harasta."

Tidak dikatakan adanya korban meninggal dalam serangan tersebut. Salah seorang pria dalam video terlihat mengeluarkan cairan dari mulut dengan tubuh kejang-kejang sementara seorang dokter merawatnya.

Sebelumnya pada Desember lalu tim investigasi PBB menemukan bahwa gas beracun sarin telah digunakan di Jobar pada Agustus dan di sejumlah tempat lain, termasuk di antaranya di Ghouta yang dikuasai oleh gerilyawan. Di tempat itu, ratusan orang tewas.

Penyelidikan PBB tersebut hanya menyimpulkan fakta bahwa senjata kimia telah digunakan, namun tidak mengungkap siapa yang melepaskannya. Pihak pemerintah dan oposisi saling tuduh lawannya telah menggunakan gas beracun selama perang saudara yang sudah berlangsung tiga tahun tersebut.

Serangan di Ghouta memicu kecaman global dan ancaman serangan militer Amerika Serikat--yang kemudian dibatalkan setelah Bashar berjanji akan menghancurkan cadangan senjata kimianya. Namun pemerintah Suriah gagal mencapai tenggat waktu 5 Februari untuk memindahkan semua bahan pembuat senjata kimianya ke luar negeri--yang secara keseluruhan mencapai 1.300 ton. Tenggat tersebut kemudian diperpanjang sampai akhir April.

Lebih dari 150.000 orang tewas dalam perang saudara yang dimulai oleh unjuk rasa menentang kekuasaan Bashar. Menurut Syrian Observatory of Human Rights, sekitar sepertiga dari korban tersebut merupakan warga sipil. Saat kelompok oposisi melaporkan bahwa sejumlah helikopter menjatuhkan gas klorin di desa Kfar Zeita pada Jumat dan Sabtu lalu, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB menanggapinya dengan mengatakan tuduhan itu sejauh ini "tidak berdasar."

Pada hari selanjutnya, sejumlah aktivis kembali mengunggah sejumlah foto dan video yang menunjukkan bom klorin rakitan untuk membuktikan bahwa pasukan Bashar telah menggunakan senjata kimia di Kfar Zeita.

Pihak pemerintah sendiri menuduh gerilyawan adalah aktor di balik serangan kimia tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement