Jumat 18 Apr 2014 08:00 WIB

AS dan Rusia Sepakat Lucuti Senjata di Ukraina

Milisi Ukraina pro-Rusia (ilustrasi)
Foto: afp
Milisi Ukraina pro-Rusia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA-- Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan Ukraina mencapai kesepakatan mengenai langkah-langkah untuk mengurangi krisis di Ukraina. Kesepakatan antara lain perihal pelucutan senjata kelompok bersenjata ilegal.

The Associated Press melaporkan, perjanjian Kamis (17/4) berisi langkah konkret untuk memulihkan keamanan bagi semua warga negara. Perjanjian juga mendesak semua kelompok bersenjata ilegal, untuk melucuti senjata mereka dan mengosongkan bangunan yang selama ini disita.

Negara Barat juga menyiapkan sanksi ekonomi tambahan pada Rusia, jika perjanjian tak berjalan."Semua pihak harus menahan diri dari kekerasan, intimidasi atau tindakan provokatif," kata pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pembicaraan Jenewa.

Perjanjian juga memberikan amnesti pada demonstran yang ditahan. Kecuali mereka yang ditemukan bersalah atas tindakan kejahatan.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, hasil kesepakatan merupakan kerja baik. Tapi ia menekankan bahwa perjanjian tak hanya di kertas, namun harus diikuti tindakan nyata.

Menurutnya mereka yang mempersenjatai demonstran, harus bertanggung jawab memastikan pelucutan senjata belangsung dengan baik.Kerry mengatakan, ia telah memperingatkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa Moskow akan segera merasakan beban sanksi baru jika tidak menindaklanjuti komitmennya berdasarkan perjanjian.

Sementara Lavrov, berbicara kepada wartawan setelah tujuh jam negosiasi, juga berbicara tentang perlunya pelucutan senjata kelompok bersenjata tidak resmi.  Ia mengatakan senjata hanya boleh dipegang oleh kelompok-kelompok yang sah, dan bahwa kesepakatan berlaku untuk seluruh wilayah di Ukraina.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement