Jumat 18 Apr 2014 08:29 WIB

Brahimi Desak Liga Arab Tuntaskan Pembicaraan Soal Homs

UN-Arab League envoy for Syria Lakhdar Brahimi addresses the media after a meeting at the Geneva Conference on Syria at the United Nations European headquarters in Geneva February 15, 2014.
Foto: Reuters/Denis Balibouse
UN-Arab League envoy for Syria Lakhdar Brahimi addresses the media after a meeting at the Geneva Conference on Syria at the United Nations European headquarters in Geneva February 15, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Utusan Khusus Gabungan PBB-Liga Arab untuk Suriah Lakhdar Brahimi, Kamis (17/4), mendesak Pemerintah Suriah dan kelompok oposisi melanjutkan pembicaraan guna mencabut pengepungan atas Homs, tempat ratusan orang masih terjebak.

"Pembahasan belum lama ini antara Pemerintah Suriah dan Komite Perundingan yang mewakili warga sipil dan petempur yang masih terperangkap di Kota Tua Homs serta warga Permukiman Al-Waer diikuti dengan perhatian kuat dan harapan besar oleh seluruh rakyat Suriah dan dunia," kata Brahimi di dalam pernyataan yang dibagikan oleh Kantor Juru Bicara PBB kepada pers di Markas PBB, New York.

Media pemerintah di Damaskus menulis "sangat positif" mengenai proses tersebut, kata Brahim, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. Namun "sungguh sangat disesalkan perundingan itu dihentikan secara brutal".

Brahimi mengatakan kerusuhan di Homs sekarang marak lagi, ketika kesepakatan menyeluruh tampak "sangat dekat dari jangkauan".

Saat menyatakan dengan penuh kekhawatiran, utusan gabungan itu mengatakan Homs --yang warganya telah sangat menderita selama tiga tahun belakangan ini-- kembali "menjadi aajang kematian dan kehancuran".

"Kami telah mengulurkan tangan kepada semua orang yang dapat membantu mengakhiri tragedi ini," kata Brahimi.

Wakil khusus tersebut mendesak semua pihak agar kembali ke meja perundingan dan "menuntaskan kesepakatan yang berada di ambang penandatanganan".

Pada Februari, sebanyak 1.350 pria, wanita dan anak-anak --lebih separuh dari sebanyak 2.500 orang yang telah menderita pengepungan selama bertahun-tahun-- diungsikan dari Kota Tua Homs, dan makanan dikirim sebagai bagian dari "jeda kemanusiaan", kata Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Dua babak pembicaraan awal tahun ini, yang pertama pada Januari lalu diikut oleh babak kedua pada Februari, memperlihatkan kedua pihak berpegang pada posisi mereka masing-masing dan hanya menghasilkan kerja sama sederhana mengenai masalah kemanusiaan yang berkaitan dengan akses bantuan di Homs.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement