Jumat 18 Apr 2014 19:12 WIB

AS Desak Myanmar Redakan Ketegangan Muslim-Buddha

Tentara Myanmar melintasi bangunan yang terbakar yang menampung sebuah panti asuhan untuk anak-anak Muslim di Lashio, Myanmar, Kamis (30/5).
Foto: (AP/Gemunu Amarasinghe)
Tentara Myanmar melintasi bangunan yang terbakar yang menampung sebuah panti asuhan untuk anak-anak Muslim di Lashio, Myanmar, Kamis (30/5).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power, Kamis (17/4) mendesak Myanmar turun tangan menghentikan aksi kekerasan antar-masyarakat di negara bagian Rakhine yang kacau itu.

Myanmar, dulu bernama Burma, dilanda aksi kekersan antar-agama dalam beberapa tahun belakangan ini. Setidaknya 250 orang tewas dalam bentrokan Buddha-Muslim sejak tahun 2012.

Aksi kekerasan memaksa para pekerja kemanusiaan meninggalkan Rakhine awal bulan ini, menyebabkan ribuan orang menghadapi kekurangan pangan dan air bersih.

"Kami akan tetap mendukung reformasi Myanmar,'' Kata Power.

''Tetapi, ada kekhawatiran bahwa tanpa campur tangan pemerintah yang efektif, aksi kekerasan di Rakhine bisa lebih buruk,'' katanya. ''Akan banyak yang mati dan kehadiran kebutuhan pokok manusia tidak akan dapat berkesinambungan."

"Pemerintah harus melakukan langkah-langkah mendesak untuk mencegah aksi kekerasan lagi dan menghindari kemunduran perjalanan menuju demokrasi dan kesejahteraan,'' katanya.

sumber : Antara/AFP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement