Sabtu 19 Apr 2014 17:23 WIB

Cile Pertahankan Suku Bunga

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Warga Cile mengungsi ke dataran tinggi setelah gempa yang berpotensi tsunami menimpa.
Foto: Cristian Vivero/Reuters
Warga Cile mengungsi ke dataran tinggi setelah gempa yang berpotensi tsunami menimpa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank sentral Cile mempertahankan suku bunga pinjaman setelah empat kali penurunan dalam satu semester terakhir. 

Pembuat kebijakan moneter yang dipimpin Rodrigo Vergara menahan suku bunga di level empat persen untuk menjaga kestabilan ekonomi. "Bank melihat ekonomi yang dinamis akan meningkat secara signifikan di akhir tahun," kata Alberto Naudon, Kepala ekonom Banco de Credito e Inversiones, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (19/4).

Ia menilai bank sentral tidak perlu memberi rangsangan terhadap ekonomi yang secara aset sudah price in. Pembuat kebijakan akhirnya meningkatkan estimasi inflasi dari 2,5 persen ke tiga persen.

Hal ini dilakukan setelah melihat angka inflasi dua bulan terakhir yang berada di atas rata-rata. Hal ini membuat bank sentral menurunkan outlook dengan menahan suku bunga. Per Maret, inflasi mencapai 3,5 persen secara year on year dari inflasi Februari 3,2 persen.

Meningkatnya inflasi salah satunya disebabkan oleh pelemahan peso terhadap dolar AS yang mendekati level terendah selama lima tahun. Peso ditutup 557,26 per dolar AS pada perdagangan Jumat (18/4). Nilai tukar ini telah anjlok 11 persen sejak bank sentral pertama kali memangkas suku bunga setelah 21 bulan pada 17 Oktober 2013.

Bank sentral juga melihat adanya kenaikan skenario dasar inflasi antara 3,5-4 persen sebelum kembali ke tiga persen pada akhir tahun. Angka inflasi diperkirakan akan bertahan di level ini hingga 2015.

Namun, pemerintah masih mempertahankan rata-rata inflasi antara 2-4 persen. "Namun masih ada tekanan yang membuat ekspektasi inflasi berisiko," kata ekonom Universidad de Chile di Santiago, Guillermo Le Fort.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement