REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Seorang perwira polisi Mesir, Jumat (18/4) malam waktu setempat, tewas ketika bom menargetkan pos polisi lalu lintas di Kairo meledak. Demikian kata para pejabat keamanan terkait serangan-serangan sejenis terbaru.
Para gerilyawan telah meningkatkan serangan-serangan mereka terhadap pasukan keamanan sejak tentara menggulingkan Presiden Muhammad Mursi, dari kubu Islam, pada Juli. Pemerintah yang dilantik militer meluncurkan tindakan keras mematikan terhadap para pendukungnya.
''Seorang polisi dan seorang warga sipil terluka ketika penyerang melemparkan bom dari jembatan dekat pos, yang terletak di alun-alun utama ibu kota Mesir,'' kata para pejabat.
Serangan itu terjadi sehari setelah kelompok jihad kurang dikenal, Ajnad Misr, bersumpah untuk melakukan serangan-serangan baru terhadap pasukan keamanan dalam pembalasan untuk tindakan keras mereka pada para pendukung Mursi. Demikian menurut Amnesty International yang telah mengklaim 1.400 orang tewas.
Namun, serangan-serangan mematikan itu telah diklaim oleh Ansar Beit al-Maqdis yang berbasis di Sinai. Mereka merupakan satu kelompok jihad yang terinspirasi oleh Al Qaidah.
Angka-angka resmi menunjukkan lebih dari 500 orang --sebagian besar polisi dan tentara-- tewas dalam serangan-serangan pemboman dan tembakan oleh para gerilyawan sejak Juli.
Sebagian besar serangan gerilyawan terjadi di Semenanjung Sinai yang bergolak, tetapi dalam serangan-serangan berani beberapa bulan terakhir telah juga diluncurkan lebih jauh di Sungai Nil Delta dan di ibu kota.