Senin 21 Apr 2014 09:57 WIB

Rusia: Kiev Harus Patuhi Kesepakatan Jenewa

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nidia Zuraya
Milisi Ukraina pro-Rusia (ilustrasi)
Foto: afp
Milisi Ukraina pro-Rusia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia mengungkapkan kemarahannya atas insiden baku tembak yang terjadi di Ukraina timur. Pihaknya pun mendesak Kiev untuk mematuhi perjanjian kesepakatan internasional.

Moskow mengecam keras kekerasan yang terjadi pada Ahad (20/4) kemarin. Menurutnya, insiden ini menunjukan bahwa Kiev enggan menerapkan kesepakatan yang dihasilkan di Jenewa pekan lalu. "Rusia marah atas provokasi yang dilakukan, yang menunjukan bahwa Kiev tidak berniat untuk menjaga dan melucuti para nasionalis dan ekstrimis," kata kementerian dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Russia Today.

Sebaliknya, Kementerian Luar Negeri Ukraina mendesak Rusia untuk menggunakan kekuasaannya mempengaruhi para demonstran di Slavyansk. Sehingga mereka dapat meninggalkan gedung-gedung pemerintahan yang diduduki, membuka blokade jalan, serta menyerahkan persenjataan untuk menghindari pertumpahan darah.

Investigasi atas insiden penembakan telah dilakukan. Kiev sendiri juga mendesak Rusia untuk mematuhi kesepakatan di Jenewa.

Setidaknya enam orang telah tewas di Slavyansk setelah terlibat dalam baku tembak. Para demonstran pro-Rusia menilai serangan tersebut lebih dahulu dilakukan oleh kelompok radikal sayap kanan Ukraina. Namun, tuduhan itu dibantah oleh kelompok tersebut.

Rusia, Ukraina, Amerika Serikat, dan Uni Eropa sepakat untuk mengurangi ketegangan di Ukraina timur. Dalam kesepakatan itu juga disebutkan bahwa kelompok militer ilegal harus melucuti senjatanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement