Senin 21 Apr 2014 16:23 WIB

Atasi Krisis Ukraina, Peran PBB Lemah

Rep: Elba Damhuri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kerusahn di Ukraina
Foto: VOA
Kerusahn di Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, UKRAINA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dinilai gagal menyelesaikan masalah politik di Ukraina menyusul lepasnya Crimea dari negeri itu. Mantan penasihat Pemerintah Rusia, Alexander Nekrassov, mengatakan PBB lebih banyak diam tanpa berbuat sesuatu signifikan untuk terlibat lebih dalam pada krisis Ukraina.

Bahkan, kata Nekrassov, PBB tidak menawarkan proposal resolusi perdamaian atas krisis ini. "Mereka hanya terus mengaku telah bekerja keras di balik layar," kata dia dalam ulasannya di Aljazirah, Senin (21/4).

Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang disebut Nekrassov sebagai politisi terkuat di dunia, pun tidak banyak bertindak. Ban, menurut dia, tidak pernah melakukan upaya perdamaian serius seperti melakukan perjalanan dan pembicaraan di Washington, Brussels, Kiev, dan Moskow.

Ban hanya puas atas dua langkah yang sudah dilakukan PBB. Pertama, kata Nekrassov, Dewan Keamanan PBB telah menggelar voting atas krisis politik di Crimea dan Ukraina. Itu pun dilakukan atas permintaan pemerintahan sementara Ukraina.

Resolusi untuk mengutuk pisahnya Crimea dari Rusia itu pun tak bekerja dengan baik. "Rusia memveto dan Cina abstain. Tak ada gunanya," kata Nekrassov.

Langkah kedua PBB yang dianggap besar, jelas dia, resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan negara-negara di dunia untuk tidak menerima referendum Crimea. Resolusi ini disetujui 100 negara, ditolak 11 negara, dan ada 58 negara lainnya abstain.

PBB merasa kedua langkah itu sudah cukup strategis dan besar untuk mengatasi krisis di Ukraina. Padahal, kedua langkah itu tidak berarti banyak mengingat perkembangan politik yang terjadi di Ukraina saat ini.

Setelah lepasnya Crimea, Ukraina kini dihadapkan pada gerakan-gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari negara itu. Setidaknya, saat ini ada 10 kota yang diduduki para demonstran pro Rusia di Ukraina. Sebagian demonstran ini bersenjata dan menguasai kantor-kantor pemerintahan.

Gerakan perlawanan atas Pemerintah Ukraina pun sudah sampai di Kiev, Ibu Kota negara. Kota-kota lain yang dikuasai demonstran kebanyakan ada di timur Ukraina, perbatasan dengan Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement