Selasa 22 Apr 2014 00:57 WIB

Presiden Korsel: Kapten dan Awak Kapal Pembunuh

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Park Geun-hye
Foto: aljazeera.com
Park Geun-hye

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye mengkritik keras kapten Lee Joon - seok bersama awak kapal feri yang telah menewaskan puluhan penumpang. Tindakan Lee Joon - seok dianggap Presiden, sebagai bagian dari pembunuhan.

“Karena telah meninggalkan penumpang saat kapal tenggelam bersama ratusan on board , menyamakan aksi mereka untuk pembunuhan," kata Park Geun-Hye, seperti dikutip voanews, Senin (21/04).

Saat ini, Kapten bersama enam anggota awak telah ditangkap aparat setempat. Tim evakuasi telah mengambil 87 penumpang yang sudah menjadi mayat. Sementara sekitar 210 penumpang kapal feri dinyatakan masih hilang .

Presiden Korea Selatan Park Geun - hye saat menggelar rapat terbatas Senin pagi (21/04) mengatakan, kapten dan awak kapal itu harus bertanggungjawab. “Mereka yang harus bertanggungjawab atas penumpang kapal feri,” katanya.

Menurut Park Geun-Hye, apa yang dilakukan kapten dan awak kapalnya diluar dugaan, karena telah berani meninggalkan kapal beserta penumpangnya saat kapal akan tenggelam, tindakan itu kata Park tidak boleh ditoleransi . 

Selain itu kata Park, kapten juga dinilai gagal mengikuti perintah evakuasi dari Jindo Vessel Traffic Services Center. Kapten itu juga kata Park telah memperingati bahwa kapal akan tenggelam namun malah lebih dulu menyalamatkan diri bersama awak kapal.

“Kapten , Lee Joon - seok , dan beberapa anggota krew berada di bawah penangkapan dan menghadapi tuduhan kelalaian dan melanggar hukum maritime,” katanya.

Kapal Feri tenggelam pada Rabu dengan 476 orang di dalamnya , sebagian besar dari mereka siswa SMA. Meski kapal fery itu memiliki 179 sekoci namun awak kapal tidak menurunkannya untuk mengevakuasi penumpang.

Upaya penyelamatan terhambat, karena arus kuat dan air yang keruh. Ditambah lagi reruntuhan dan puing-puing kapal menyulitkan tim evakuasi memasuki kawasan dimana korban tenggelam, sehingga evakuasi harus dilakukan sampai Sabtu malam. 

Hari penderitaan yang beralih ke kesedihan bagi ratusan keluarga korban berkemah di lantai gimnasium Jindo itu . Salah satu saudara penumpang kapal fery bernama Kim Ha -na salah satu dari 338 siswa dan guru dari Danwon sekolah tinggi Sekolah di Ansan di selatan Seoul, mengatakan dirinya masih punya harapan saudaranya akan ditemukan . 

Sampai saat ini, tim evakuasi, belum mengetahui secara pasti, apa penyebab kapal yang memiliki berat sekitar 6.300 ton itu tenggelam.

Laporan media Korea Selatan mengatakan peneliti juga mempertimbangkan perbaikan baru-baru ini ke kapal dan integritas struktural . 

President Park pada hari Ahad (20/4) menyatakan Jindo dan Ansan zona bencana khusus telah menurunjan bantuan untuk bantuan untuk mempercepat evakuasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement