REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Senin (21/4), mendesak Rusia agar "melakukan tindakan nyata" guna membantu pelaksanaan kesepakatan yang bertujuan meredakan ketegangan di Ukraina.
Di dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Kerry mendesak Rusia agar secara terbuka menyeru "kaum separatis agar meninggalkan pos pemeriksaan dan gedung yang diduduki secara tidak sah, dan menangani keluhan secara politik", kata wanita Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki dalam satu taklimat.
Rusia, Ukraina, Uni Eropa dan Amerika Serikat menandatangani kesepakatan di Jenewa pada Kamis lalu (17/4) untuk meredakan krisis di Ukraina, tapi gerilyawan di Ukraina Timur menolak untuk mematuhi kesepakatan itu.
Kerry memberitahu Lavrov Rusia perlu memperlihatkan komitmen pada kesepakatan Jenewa "dalam ucapan dan tindakan" dan "yang diperlukan ialah penuruan ketegangan sesungguhnya", kata Psaki, sebagaimana dikutip Xinhua, Selasa pagi.
Diplomat senior AS tersebut juga menyeru Rusia agar menugaskan seorang diplomat senior untuk bekerjasama dengan misi Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) di Ukraina Timur. Tujuannya ialah "untuk memberi penjelasan mutlak kepada kaum separatis bahwa Rusia mendukung kesepakatan itu dan menginginkan diredakannya ketegangan".
Pada Senin, Gedung Putih kembali menyatakan Rusia dapat menghadapi sanksi tambahan jika gagal membantu meredakan ketegangan di Ukraina.
"Jika tak ada kemajuan dalam beberapa hari, kami tetap siap, bersama dengan mitra Eropa dan G-7, untuk memberlakukan biaya tambahan atas Rusia karena tindakannya yang merusak kestabilan," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney dalam satu taklimat.
Pada Senin, Lavrov mendesak Amerika Serikat agar berhenti mengancam Rusia dengan sanksi, sementara menutup mata pada kekejaman yang dilakukan oleh gerilyawan Ukraina.