Selasa 22 Apr 2014 14:06 WIB

Bom Kembali Meledak, Satu Tewas di Pakistan

bom kembali meledak.
bom kembali meledak.

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Setidaknya satu orang tewas dan 33 terluka dalam serangan bom terhadap satu mobil van polisi di Pakistan barat laut bermasalah, Selasa, kata polisi.

Itu adalah serangan kedua terhadap polisi di provinsi bergolak Khyber Pakhtunkhwa dalam waktu kurang dari 10 jam dan terjadi kurang dari sepekan setelah Taliban Pakistan secara resmi mengakhiri gencatan senjata yang diseru untuk membantu pembicaraan damai.

Insiden di alun-alun utama bazaar Charsadda, sekitar 30 kilometer utara Peshawar, meninggalkan satu warga sipil tewas dan dua wanita dan tiga anak-anak di antara yang terluka.

Tujuh polisi dalam van patroli juga terluka.

"Bom itu dilekatkan di sepeda motor. Satu orang lewat tewas dan 33 lainnya terluka," kata Shafi Ullah Khan, kepala kepolisian Charsadda kepada AFP melalui telepon.

Dia mengatakan bom itu diledakkan dengan pemantauan jarak jauh saat mobil polisi melewati sepeda motor itu di alun-alun.

"Para patroli van polisi dijadikan target," tambah Khan.

Serangan itu terjadi setelah orang-orang bersenjata tak dikenal, Senin malam menewaskan lima petugas patroli polisi di kota Badaber, sebuah titik-nyala kekerasan di Kabupaten Peshawar.

Seorang warga sipil mengendarai mobil yang lewat juga tewas, dengan dua polisi dan warga sipil lain terluka dalam serangan itu.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan terbaru itu.

Rabu lalu, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) mengatakan tidak akan memperpanjang gencatan senjata 1 Maret sebagai bagian dari pembicaraan perdamaian dengan pemerintah yang bertujuan untuk mengakhiri pemberontakan berdarah tujuh tahun.

Pemerintah Perdana Menteri Nawaz Sharif mulai perundingan dengan TTP melalui perantara pada Februari untuk mencoba membawa perdamaian.

Sejak TTP meningkatkan serangan sampai tahun 2007, lebih dari 6.800 orang tewas dalam pemboman dan serangan-serangan senjata di sekitar Pakistan, menurut perhitungan AFP.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement