REPUBLIKA.CO.ID, MILAN-- Serangkaian tanah longsor selama beberapa hari belakangan telah mengganggu lalu lintas di dekat Courmayeur, tempat pelancongan terkenal di Pegunungan Alpen, Italia, sehingga memaksa penutupan sementara terowongan Mont Blanc, kata media lokal, Selasa (22/4).
Sebanyak 20.000 meter kubik lumpur dan batu berjatuhan pada Senin malam (21/4), sementara sebanyak 400.000 meter kubik tanah lagi mulai bergerak akibat temperatur yang naik. Pemerintah lokal dilaporkan menutup terowongan Mont Blanc, yang menghubungkan Italia dengan Prancis, selama sekitar dua jam akibat batu yang berjatuhan.
Sementara itu puluhan warga untuk sementara harus meninggalkan rumah mereka saat tim perlindungan dan relawan bekerja membersihkan jalan dan memasang penghalang perlindungan terhadap tanah longsor lebih lanjut.
Setelah mengunjungi Courmayeur pada Selasa (22/4), pemimpin Lembaga Perlindungan Sipil Italia Franco Gabrielli mengatakan dalam satu taklimat situasi "rumit" bukan hanya buat "ratusan ribu meter kubik tanah yang akan segera jatuh, tapi juga karena bermacam tanah longsor sebanyak delapan-sembilan juta meter kubik yang telah mempengaruhi daerah ini selama 15 tahun".
Ia mengatakan meskipun tak mungkin meramalkan kapan tanah longsor benar-benar terjadi, tempat pelancongan terkenal itu tetap "sangat aman", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu. Namun, Gabrielli juga menambahkan serangkaian tanah longsor menimbulkan ancaman terhadap terowongan Mont Blanc sebab "satu tanah longsor akan cukup untuk menghalangi lalu lintas internasional tanpa seorang pun tahu untuk berapa lama".
Kepala Lembaga Perlindungan Sipil itu mengatakan sebanyak 480.000 daerah sasaran tanah longsor telah diperhitungkan di Italia. Namun jumlah sesungguhnya, katanya, barangkali hampir dua juta daerah, yang berarti sebanyak 40 miliar euro (55 miliar dolar AS) akan diperlukan untuk mengamankan seluruh negeri tersebut.