REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, Selasa (22/4) mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengenai keprihatinannya yang mendalam atas kegagalan Moskow meredakan ketegangan-ketegangan di Ukraina. Demikian kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri.
''Kerry juga memperingatkan bahwa kurangnya kemajuan Rusia dalam pelaksanan kesepakatan di Jenewa pekan lalu akan menyebabkan lebih banyak sanksi,'' tambah pejabat itu.
Kesibukan terbaru diplomasi AS terjadi saat Ukraina meluncurkan kembali operasi-operasi militer terhadap kaum separatis pro Kremlin, sementara Rusia sudah mengerahkan puluhan ribu tentara berkumpul di perbatasan timur Ukraina.
Tindakan-tindakan mereka memperlihatkan keparahan krisis yang membawa hubungan Timur-Barat ke titik paling berbahaya sejak akhir Perang Dingin.
Dalam satu pembicaraan telepon dengan Lavrov, Kerry menyatakan keprihatinan mendalam atas kurangnya langkah positif Rusia untuk meredakan konflik. Kerry mengutip menumpuknya bukti bahwa kaum separatis terus meningkatkan jumlah bangunan yang diduduki dan penangkapan wartawan serta warga sipil lain.
"Dia menyerukan Rusia untuk menurunkan retorikanya yang kian meningkat, terlibat secara diplomatis di Timur dengan OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa) dan pemerintah Ukraina, serta mengeluarkan pernyataan publik yang menyerukan agar mereka yang menduduki gedung-gedung agar dilucuti dalam pertukaran dengan amnesti,'' kata pejabat senior.