REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pandangan baru muncul terkait kabar pelancaran uji coba nuklir Korea Utara (Korut), yang diprediksi Korea Selatan (Korsel) akan dijalankan dalam waktu dekat. Penilaian tersebut datang berdasarkan hasil pengamatan yang dipantau oleh citra satelit kemarin.
Hasil pantauan citra satelit tersebut juga menegaskan Korut tak mungkin meluncurkan uji coba nuklir keempatnya itu di saat yang sama dengan kunjungan presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, ke Seoul, pada Jumat.
Dikutip dari Reuters, Selasa (22/4), titik citra satelit 38 North mengungkapkan Korut memang terus berupaya atas peningkatan uji coba program nuklir Punggye-ri nya. Beberapa tanda atas aktivitas nuklirnya pun sementara mengalami kenaikan.
Namun, analisa citra satelit yang dilakukan oleh tim yang juga merupakan bagian dari Johns Hopkins University ini mengatakan operasi terbaru program uji coba nuklir Korut tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan.
''Hasil operasi terbaru di Punggye-ri pada minggu-minggu ini belum mencapai tingkat intensitas yang tinggi dalam hal kendaraan, personel, dan pergerakan peralatannya,'' kata penjelasan tersebut.
Operasi terbaru dari aktivitas nuklir Korut masih diprioritaskan pada ledakan nuklir terakhirnya. Analisa itu juga mengungkap beberapa indikasi kemungkinan dijalankannya uji coba nuklir Korut belum terdeteksi.
''Indikator lainnya yang ada sebelum uji coba nuklir Korut pada 2009 dan 2013, seperti sejumlah van komunikasi dan satelit yang dipergunakan untuk mengirimkan data-data pra-uji coba, belum terlihat,'' sambung penjelasan itu lagi.