REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia akan merespons jika kepentingannya di Ukraina mendapatkan serangan. Pernyataan itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Dikutip dari BBC News, Rabu (23/4), Lavrov menggambarkan pernyataannya itu serupa dengan situasi perang Georgia yang terjadi pada 2008.
Dalam pernyataan lainnya, bahkan Kementerian Luar Negeri Rusia kembali mengulang seruannya kepada Ukraina untuk menarik unit-unit militer pemerintahan Kiev di wilayah timurnya itu.
Kini, krisis Ukraina masih berlangsung. Pemerintahan Oleksander Turchinov pun masih harus berjuang menghadapi pasukan separatis pendukung Rusia yang terus menguasai sejumlah kota di timur Ukraina. Mereka semua bersenjata.
Atas krisis yang terjadi, Kiev dan Barat menyebut bahwa Moskow yang memerintah pasukan bersenjata itu menduduki wilayah timur Ukraina. Namun, Rusia membantah tudingan itu.
Sebelumnya, dalam beberapa pekan terakhir, militan pro-Rusia telah menduduki gedung-gedung administrasi di 10 kota di Ukraina. Kota-kota yang diduduki di antaranya Donetsk dan Luhansk.
Di sisi lain, Amerika Serikat pun telah meminta negara pimpinan Vladimir Putin itu untuk menjalankan komitmen perjanjian Jenewa yang ditujukan untuk meredakan ketegangan di Ukraina.