REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Empat jet tempur Prancis akan bergabung dengan patroli udara NATO di Baltik dimulai Minggu. Demikian kata Kepala Staf Pertahanan Prancis, Jenderal Pierre de Villiers, Rabu selama kunjungan ke Washington.
Jenderal Villiers mengatakan empat pesawat tempur, jet Mirage 2000 atau Rafale, akan terbang dari satu pangkalan di Polandia di tengah kecemasan yang tumbuh di negara-negara Baltik atas intervensi Rusia di Ukraina.
"Mereka akan berpartisipasi dalam misi kepolisian udara di atas negara-negara Baltik, dari Polandia," katanya kepada wartawan.
Dalam tindakan "jaminan" lain, Prancis juga menggelar satu pesawat dengan radar peringatan dini AWACS untuk berpatroli di langit di atas Rumania.
Amerika Serikat Selasa mengumumkan pihaknya sedang mengerahkan 600 prajurit angkatan udara untuk pelatihan di Polandia, Latvia, Lithuania dan Estonia untuk menunjukkan solidaritas kepada anggota NATO yang berbatasan dengan Rusia.
Tetapi, perwira Prancis mengatakan para pemimpin politiknya tidak memerintahkan langkah-langkah lebih lanjut untuk mendukung anggota aliansi itu.
"Untuk saat ini, bimbingan sangat jelas, kami tidak melampaui itu," katanya.
Militer Prancis, yang mengawasi unsur angkatan darat NATO merespon pasukan sampai dengan 2014, akan siap untuk memperluas kehadiran di Eropa Timur seperti yang diperlukan, katanya menambahkan.
Negara-negara Baltik, yang memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991, bergabung dengan NATO pada tahun 2004, tetapi tidak memiliki cukup pesawat untuk mengontrol langit mereka. Jadi besar anggota NATO bergiliran patroli wilayah udara mereka.