Kamis 24 Apr 2014 21:58 WIB

5 Kota Ini Berusaha Hapus Kekerasan terhadap Perempuan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan  merupakan isu universal yang dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia. Pada tahun 2010, UN Women meluncurkan program "Kota Aman Bebas Kekerasan Terhadap Perempuan dan anak-anak perempuan" di lima kota, termasuk Port Moresby di Papua Nugini dimana penelitian dilakukan di enam pasar di kota tersebut.

 

Program ini bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi kaum perempuan dan anak-anak perempuan. Sehingga mereka bisa beraktifitas dengan bebas tanpa rasa takut akan kekerasan seksual atau yang berbasis gender.

 

Berikut lima kota yang terlibat menjadi program percontohan dan apa yang sudah mereka capai.

1.Quito, Ekuador

1. Quito, Ekuador

Photo: Mauge, Flickr

Data yang diberikan oleh pemerintah Kota Quito menunjukkan bahwa 68,4 persen perempuan mengalami pelecehan seksual di tempat umum. Angka ini meningkat menjadi 75 persen untuk rentang usia 18-32 tahun.

Amandemen terhadap peraturan daerah dilakukan oleh pemerintah Quito yang bertujuan menghapus kekerasan terhadap perempuan, termasuk kebijakan yang tidak mentoleransi kekerasan seksual. Area yang menjadi fokus adalah transportasi umum dan tempat umum.

2.New Delhi, India

 2. New Delhi, India

Photo: New Delhices, Flickr

Sebuah studi pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 66 persen perempuan di New Delhi dilaporkan mengalami pelecehan seksual antara 2 hingga 5 kali pada tahun sebelumnya.

Skema program perlindungan sosial dari pemerintah yang bernama Awaaj Uthao atau "Bicaralah!" menerapkan konsep kota yang aman untuk meningkatkan keamanan, termasuk layanan polisi yang tanggap gender. Program Kota Aman New Delhi juga telah melakukan audit keamanan di 25 area dengan Mumbai dan Bengaluru sebagai lokasi percontohan.

3.Kairo, Mesir

3. Kairo, Mesir

Photo: David Evers, Flickr

Menurut laporan dari Egyptian Centre for Women's Rights, 51,6 persen perempuan Mesir menjadi korban pelecehan secara verbal dan 31,8 persen mengalami pelecehan seksual secara fisik. Salah satu alasan yang diberikan oleh peserta survey mengenai kekerasan tersebut adalah lemahnya penegakan hukum dan pengawasan.

Sebagai bagian Program Kota Aman, audit keselamatan perempuan telah dilakukan dalam proses perencanaan Kementerian Perumahan, Perlengkapan, dan Pekerjaan Umum Mesir . Hal ini memungkinkan perempuan lokal untuk mengidentifikasi kondisi keamanan di komunitas mereka dan membangun kerjasama dengan pihak berwenang.

4.Kigali, Rwanda

4. Kigali, Rwanda

Photo: Kigali Wire, Flickr

Menurut data statistik dari PBB, 25 dari 30 propinsi di Rwanda mengalami kekerasan berbasis gender yang sangat tinggi, termasuk di ibukota, Kigali. Secara nasional, laporan secara umum kasus perkosaan dialami oleh anak perempuan berusia di bawah 5 tahun dan remaja perempuan dengan kota Kigali menjadi daerah yang paling sering terjadi.

Kampanye Kota Aman di Kigali sedang berlangsung dengan dukungan dari kantor walikota yang mendukung reformasi undang-undang kekerasan terhadap perempuan, termasuk pelecehan dan kekerasan seksual di tempat umum.

5.Port Moresby, Papua Nugini

5. Port Moresby, Papua Nugini

Photo: UN Women, Flickr

Kajian yang dilakukan di enam pasar di Port Moresby. Dilaporkan bahwa 55 persen perempuan dan remaja putri yang berpartisipasi dalam studi mengalami kekerasan seksual. Selanjutnya,  64 persen peserta laki-laki dan perempuan mengaku menyaksikan kekerasan seksual terhadap perempuan dan remaja putri di pasar dan daerah sekitarnya.

Penyelesaian pekerjaan sedang dilakukan di Pasar Gerehu untuk menata ulang lokasi yang memungkinkan memberi rasa aman bagi pedagang yang 80 persennya merupakan kaum perempuan. Perubahan ini termasuk meningkatkan fasilitas toilet dan pemandian, memberi dukungan bagi korban kekerasan dan mendorong upaya meminimalisasi transaksi dengan uang untuk mengurangi risiko pencurian. Peraturan daerah juga sudah diterapkan untuk meningkatkan keamanan bagi perempuan dan anak-anak perempuan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement