Kamis 24 Apr 2014 14:33 WIB

AS Sebut Klaim Lavrov atas Ukraina 'Menggelikan'

Jen Psaki
Foto: AP
Jen Psaki

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat, Rabu, menganggap klaim Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa Washington mendanai atau melakukan serangan di Ukraina sebagai "menggelikan".

Komentar itu disampaikan saat Washington dan Moskow saling melempar tuduhan terkait isu Ukraina.

"Saya rasa banyak dari klaim yang ia buat dalam wawancara menggelikan dan hal itu tidak didasarkan pada fakta-fakta tentang apa yang terjadi di lapangan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki.

Dalam sebuah wawancara dengan televisi negara televisi RT, Lavrov telah mengeluarkan peringatan langsung bahwa Rusia akan bereaksi jika kepentingannya di Ukraina diserang, suatu tanda atas sikap Moskow dalam krisis itu.

Penjabat Presiden Ukraina Oleksandr Turchynov Selasa malam memerintahkan operasi " anti - teroris " baru untuk melawan separatis yang menduduki sejumlah kota di bagian timur setelah penemuan dua mayat yang penuh bekas "siksaan brutal".

Tapi Lavrov menuduh bahwa waktu serangan baru yang terjadi selama kunjungan Wakil Presiden AS Joe Biden ke Kiev menunjukkan bahwa "Amerika Serikat sedang menjalankan pertunjukan dengan cara yang paling langsung."

Psaki membalas, "tindakan pemerintah Ukraina adalah reaksi yang sah oleh pihak berwenang untuk bereaksi terhadap serangan kelompok bersenjata ilegal atas sejumlah bangunan dan beberapa kota di timur Ukraina."

Dia mengatakan klaim bahwa Washington "mendalangi atau mendanai itu" adalah klaim yang akan dikategorikannya " dalam kategori menggelikan."

Pemerintahan Presiden Barack Obama juga masih mempertimbangkan permintaan dari para pemimpin interim di Kiev untuk menyediakan pasokan senjata.

Tapi "pendekatan kami di sini adalah de-eskalasi . Kami tidak berpikir ada solusi militer di lapangan, " kata Psaki.

"Ada pendudukan yang terjadi di lapangan . Apa yang kita tidak berpikir kita perlu lakukan adalah meningkatkan ketegangan dengan Rusia."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement