Jumat 25 Apr 2014 05:47 WIB

Ahram Gambarkan Jenderal Sisi Muslim Religius

Presiden Terpilih Mesir Mohammed Mursi saat masih menjabat
Foto: Reuters
Presiden Terpilih Mesir Mohammed Mursi saat masih menjabat

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) Mesir akhir Mei mendatang, media-media Mesir mulai mencitrakan Jenderal Abdul Fattah Alsisi sebagai sosok yang dikagumi rakyat.

Salah satunya adalah Ahram Online yang mewawancarai warga Kristen pada perayaan Paskah kemarin mengenai sosok Sisi yang berhasil mengkudeta Presiden Muhammad Mursi tahun lalu.

"Dia orang yang menyelamatkan negara dari perpecahan antara mereka yang warga Mesir dan mereka yang bukan; mereka dari golongan Ikhwanul Muslimin dan kelompok teroris," tulis Ahram mengutip perkataan Bahigua, warga Kristen yang mengikuti misa di Katedral Kopik Abbasiya, tanpa menjelaskan afiliasi politiknya.

Ahram juga menilai bahwa Sisi merupakan sosok yang religius.

"Sebagai seorang Muslim, dia sangat religius, tapi dia juga, sebagai seorang religius yang baik, menghormati hak-hak orang lain untuk menjadi religius dan untuk melakukan ibadah secara bebas. Saya berdoa untuknya, keamanannya - kami sedang berada dalam sisi kehancuran dan dengan bantuan Tuhan, Sisi masuk mengintervensi untuk menyelamatkan kami, tidak hanya Kristen tapi juga semua warga Mesir."

Ahram juga menjelaskan bahwa Alsisi, yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Mursi, tidak seperti pendukung Mursi yang dituduh ingin mengusir warga Kristen dari Mesir.

"Beberapa di antara mereka lebih suka agar kami pergi, dan Mesir akan menjadi negara Muslim," kata Hana, warga lain yang ditemui di Gereja Mar Girgis.

Mesir telah menjadikan Ikhwanul Muslimin, organisasi pendukung Mursi, sebagai organisasi teroris. Strategi mengalienasi pendukung Mursi, yang dalam pilpres sebelumnya berjumlah lebih dari setengah pemilih Mesir itu, dengan pencitraan yang memicu tensi dan adu domba seperti ini kelihatannya berhasil mengerucutkan jumlah kontestan pilpres menjadi hanya dua. Pihak IM dan kelompok yang dianggap anti kudeta secara sukarela tidak mengajukan calonnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement