REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Para pembakar tak dikenal Kamis membakar kantor kecil ANC, partai berkuasa Afrika Selatan, di Marikana, di mana polisi menewaskan 34 penambang pada 2012, saat kampanye pemilihan umum 7 Mei kian memanas, kata polisi.
"Polisi sedang melakukan investigasi kasus pembakaran ini," kata Juru Bicara Polisi Sabata Mokgwabona kepada kantor berita SAPA.
"Bangunan itu dilaporkan telah digunakan sebagai kantor untuk partai politik," katanya menambahkan.
ANC mengkonfirmasi kantornya di pemukiman informal Nkaneng telah dibakar.
Tidak ada korban luka dilaporkan dan polisi belum melakukan penangkapan apapun.
Dalam waktu kurang dari dua pekan rakyat Afrika Selatan pergi ke tempat pemungutan suara, di mana Presiden Jacob Zuma berusaha meraih masa jabatan kedua.
Pemungutan suara tahun ini terjadi pada saat banyak orang Afrika Selatan marah terhadap penanganan kasus korupsi pemerintah yang dipimpin ANC, dan kegagalan untuk menciptakan lapangan kerja serta menyediakan layanan dasar seperti perumahan, antara lain yang menjadi keluhan mereka.
Marikana adalah rumah bagi sekitar lebih dari 80.000 pekerja tambang platinum yang telah mogok selama tiga bulan menuntut upah yang lebih tinggi.
Penghentian pekerjaan telah melumpuhkan industri platinum terkemuka di dunia itu dan meninggalkan pekerjanya dalam keadaan lapar dan putus asa.
Sebagian besar pekerja termasuk dalam Asosiasi radikal Penambang dan Serikat Konstruksi (AMCU) yang telah menyikut sekutu Serikat Pekerja Tambang Nasional ANC (NUM), menjadi serikat buruh dominan.
Politisi populis partai sayap kiri baru Pejuang Pembebasan Ekonomi, Julius Malema, memerintahkan dukungan penting di Marikana.
Sementara itu, lembaga penyiaran publik SABC melaporkan bahwa para pendukung ANC mengganggu pertemuan kampanye yang Malema akan berpidato di Universitas Kwa-Zulu Natal.
Universitas ini terletak di Provinsi Kwa Zulu Natal, dengan wilayah kekuasaan ANC dan provinsi asal Zuma.