Jumat 25 Apr 2014 07:36 WIB

Rekonsiliasi Hamas-Fatah Jadi Harapan Warga Palestina

Selain membawa bendera merah putih, sebagai bentuk keprihatinan, Para pendukung Indonesia juga membawa bendera Palestina, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (17/11). (ROL/Fafa)
Selain membawa bendera merah putih, sebagai bentuk keprihatinan, Para pendukung Indonesia juga membawa bendera Palestina, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (17/11). (ROL/Fafa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Relawan Indonesia untuk Palestina di Jalur Gaza Abdillah Onim mengemukakan bahwa rekonsiliasi antara kubu Fatah dan Hamas memang sudah dinantikan lama oleh warga setempat. "Sejak Rabu (23/4), dengan rekonsiliasi antara kedua kubu, rakyat Palestina resmi bersatu," katanya saat menghubungi Antara dari Gaza, Palestina, Jumat.

Abdillah Onim, yang hadir dalam jumpa pers di kediaman Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah, yang berada di kamp pengungsi Pantai Gaza menjelaskan bahwa menyetujui perundingan damai kedua pihak.

"Kami mengesampingkan perbedaan, dan menuju satu kesatuan, kembali bergandengan tangan untuk memperjuangkan tanah Palestina dan berusaha untuk merebut kembali Masjid Al Aqso yang kini masih

dikuasai oleh Israel," kata Ismail Haniyah seperti dikutip Onim.

Ditegaskan bahwa rekonsiliasi atau perundingan damai antara Fatah dan Hamas yang digelar di Jalur Gaza, Palestina, resmi disepakati antara kedua belah pihak. Kedua kubu juga sepakat bahwa Israel adalah musuh bersama yang harus mereka hadapi bersama.

Mereka juga sepakat untuk mengatur strategi kembali baik dari segi politik dan kemiliteran serta ekonomi. Dalam kesempatan tersebut, Ismail Haniyah mengimbau Pemerintah Mesir untuk mendukung perundingan damai tersebut.

Dengan perundingan damai tersebut, mereka juga berharap warga Palestina bisa mempererat kembali hubungan antara kedua belah pihak karena urusan dan kepentingan memperjuangkan masa depan Palestina. Selain itu, juga memperjuangkan nasib Masjid Al Aqso agar berada ada di tangan rakyat Palestina.

Kedua belah pihak pun sudah sepakat lima pekan ke depan mengadakan perombakan kabinet, serta enam bulan kemudian melaksanakan pemilihan ulang presiden Palestina. Konflik internal antara kubu Fatah dan Hamas sudah berlangsung selama tujuh tahun.

Abdillah Onim menambahkan bahwa ketika rekonsiliasi dilakukan antara Hamas dan Fatah, pada detik yang sama militer Israel melontarkan roket ke wilayah Beit Lahiyah di Gaza bagian utara. Akibat serangan roket Israel dari pesawat jet F-16 itu melukai tiga orang warga Gaza. Mereka dievakuasi ke Rumah Sakit Kamal Udwan di Gaza Utara.

Abdillah Onim sendiri, sebelumnya bekerja sebagai relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia yang membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Kini, ia juga tercatat sebagai pekerja media stasiun televisi swasta di Indonesia yang menetap di Gaza dan menikah dengan wanita Palestina serta menjadi relawan independen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement