REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Delegasi negara-negara anggota ASEAN dalam Senior Economics Official Meeting (SEOM) ke dua, melakukan pembahasan terkait pengembangan kerja sama dengan Amerika Serikat.
"Di sela-sela pelaksanaan SEOM ke dua, kita juga bertemu dengan mitra ASEAN di antaranya adalah Amerika Serikat. Ada kerja sama yang hendak kita kembangkan," kata Direktur Jenderal kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, seusai penyelenggaraan SEOM ke dua, di Solo, Jumat (25/4).
Iman mengatakan, ada beberapa proposal kerja sama yang dibahas dengan Amerika Serikat, diantaranya adalah proposal kerja sama di bidang investasi, fasilitasi perdagangan, dan juga sektor informasi dan teknologi.
"Kerja sama tersebut memang harus kita kembangkan, karena kerja sama antara ASEAN dengan Amerika Serikat itu memang lebih lama penyelesaiannya," katanya.
Ia menjelaskan, proses yang sedikit lebih lama tersebut dikarenakan adanya perbedaan ekspektasi antara ASEAN dengan Amerika Serikat, di mana Amerika menginginkan adanya perjanjian investasi dengan ASEAN, sementara ASEAN tidak pernah menjanjikan negosiasi perjanjian yang sepotong-sepotong.
"Menyamakan ekspektasi itu tidak mudah dan memerlukan waktu cukup lama, akan tetapi kita sama-sama mengakui bahwa ASEAN penting bagi Amerika dan juga sebaliknya," kata Iman.
Hubungan dialog ASEAN-Amerika Serikat telah berlangsung sejak 1977 dengan prioritas pada kerja sama ekonomi dan kerja sama pembangunan, meliputi sektor komoditas, akses pasar, akses modal, alih teknologi dan lain-lain.
Bagi Indonesia sendiri, total perdagangan dengan Amerika Serikat tercatat 24,7 miliar dolar AS pada 2013, di mana untuk sektor migas sebesar 801,5 juta dolar AS sementara non-migas mencapai 23,9 miliar dolar AS.
Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat pada tahun yang sama tercatat 15,6 miliar dolar AS sementara impor 9,0 miliar dolar AS, sehingga Indonesia mengantongi surplus sebesar 6,6 miliar dolar AS.