REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS-- Pemerintah dan pihak oposisi Venezuela mengadakan pembicaraan untuk mengatasi akar masalah yang menyebabkan aksi unjuk rasa yang terjadi selama berbulan-bulan dan bertekad untuk mencapai hasil, kata seorang pimpinan oposisi Ramon Aveledo, Kamis.
Seusai sesi keempat dalam negosiasi itu, Ramon Aveledo mengatakan bahwa kedua pihak telah setuju untuk membentuk komisi yang bekerja secara spesifik seperti amnesti bagi lebih dari 100 orang yang ditahan dalam unjuk rasa dan dugaan kekerasan oleh kepolisian.
Kerusuhan pecah pada Februari dan menewaskan 41 orang dan sekitar 600 lainnya terluka saat mahasiswa dan warga Venezuela lainnya mengecam kejahatan merajalela, inflasi, kelangkaan kebutuhan yang meluas serta masalah ekonomi lain di bawah kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro.
Misalnya, inflasi yang tengah berlangsung dengan suku bunga tahunan mendekati 60 persen, kata Bank Sentral, Kamis.
Aksi unjuk rasa anti-pemerintah terus berlangsung secara sporadis di wilayah timur Caracas, daerah yang cenderung sejahtera dan anti-Maduro.
Maduro terpilih untuk mengambil alih kepemimpinan Hugo Chavez tahun lalu setelah ia meninggal dunia karena kanker.
"Jika apapun hasil pertemuan ini memperkuat (hubungan), ini jadi keyakinan bahwa kami rakyat Venezuela harus hidup bersama. Kami tidak punya negara cadangan," ujar Aveledo.