REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Kamis, memperingatkan bahwa krisis di Ukraina terancam "lepas kendali" dan mendesak semua pihak untuk "menahan diri dari melakukan aksi kekerasan".
"Sekjen sangat prihatin tentang berlanjutnya kekerasan di timur Ukraina, yang telah menyebabkan hilangnya nyawa, berlanjutnya ketidakstabilan dan yang berkontribusi terhadap terciptanya iklim ketakutan dan kecemasan," kata Ban dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
"Taruhannya sekarang begitu tinggi, sekretaris jenderal serius prihatin bahwa situasi dengan cepat bisa lepas kendali dan menyebabkan konsekuensi yang tidak bisa kita prediksi," tambahnya .
"Aksi militer harus dihindari dengan semua cara," kata Ban seraya mendesak semua pihak "untuk segera menahan diri dari melakukan aksi kekerasan , intimidasi atau tindakan provokatif dan mencari jalan menuju de- eskalasi . "
Komentar Ban itu diberikan saat militer Ukraina meluncurkan serangan untuk merebut kembali kota-kota timur yang dikuasai pemberontak .
Serangan itu, yang menewaskan sedikitnya lima orang, mengakibatkan ketegangan internasional meningkat dan harga minyak naik , meningkatkan prospek Rusia mewujudkan ancamannya untuk melakukan reaksi besar-besaran di republik bekas Soviet.