REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Ekuador telah meminta Kedutaan Besar AS di Quito agar mengurangi jumlah personel militernya di negara Amerika Selatan tersebut, kata harian Ekuador El Comercio di jejaringnya, Jumat (25/4).
Pemerintah Ekuador pada 7 April meminta pengurangan personel Departemen Pertahanan AS dan memberi kedutaan besar tersebut waktu sampai akhir April untuk melakukan itu, kata surat kabar tersebut --yang mengutip Juru Bicara Kedutaan Besar AS Jeffrey Weinshenker.
"Pemerintah Ekuador telah menjelaskan bahwa negara itu tak lagi mengingini bantuan keamanan ini," kata juru bicara itu kepada surat kabar tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
Sampai awal Januari, Ekuador menyampaikan keprihatinannya mengenai peningkatan kehadiran militer AS di sana.
Menteri Luar Negeri Ekuador Ricardo Patino saat itu mengatakan ada sekelompok prajurit AS yang perannya di negeri tersebut tidak jelas.
"Dua bulan lalu kami mendapati kedutaan besar itu bukan hanya memiliki atase militer, tapi juga sekelompok personel militer yang memberi jawaban kepada Komando Selatan dan Departemen Pertahanan," kata Patino --yang dikutip oleh surat kabar tersebut.
"Presiden Rafael Correa menyatakan ada 50 staf (militer) dan ia akan meminta mereka pergi," kata koran itu pada Januari.