Sabtu 26 Apr 2014 10:07 WIB

AS: Pesawat Rusia Masuk Wilayah Ukraina

Caption   The replica of a Chinese made fighter jet is silhouetted against the sun in Beijing, China, Wednesday, Nov. 27, 2013. China said Wednesday it had monitored two unarmed U.S. bombers that flew over the East China Sea in defiance of Beijing's declar
Foto: AP/Han Guan
Caption The replica of a Chinese made fighter jet is silhouetted against the sun in Beijing, China, Wednesday, Nov. 27, 2013. China said Wednesday it had monitored two unarmed U.S. bombers that flew over the East China Sea in defiance of Beijing's declar

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengatakan pesawat-pesawat tempur Rusia telah melanggar wilayah udara Ukraina beberapa kali dalam 24 jam terakhir. Hal tersebut diungkapkan juru bicara Pentagon Jumat (25/4). 

"Saya dapat konfirmasikan bahwa pada beberapa kesempatan dalam 24 jam terakhir, pesawat Rusia telah memasuki wilayah udara Ukraina," kata Kolonel Steven Warren seperti dilapokan AFP.

Warren tidak memberikan rincian lebih lanjut, termasuk di mana insiden terjadi atau apa jenis pesawat Rusia yang terlibat. Ia mendesak Rusia untuk mengambil "langkah-langkah segera guna meredakan situasi."

Dengan ketegangan-ketegangan meningkat, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel telah mencoba untuk mengatur pembicaraan telepon sejak Kamis dengan timpalannya Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, untuk membahas krisis, namun Moskow belum menanggapi permintaan itu, kata Warren.

Namun Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Martin Dempsey, telah melakukan pembicaraan dengan timpalannya di Moskow, kata Warren.

Setelah Ukraina mengumumkan operasi militer untuk melawan pemberontak pro-Kremlin, Rusia memerintahkan pasukannya dan pesawat berkumpul di perbatasan untuk meluncurkan pelatihan baru.

Para pejabat pertahanan AS telah mengkonfirmasi satu kesibukan pergerakan pasukan terkait dengan pelatihan yang dideklarasikan dan mengakui ada banyak senjata Rusia di perbatasan untuk segera merebut wilayah Ukraina timur - jika Moskow memilih bertindak seperti itu.

Sementara itu Jerman mengatakan, separatis pro-Rusia telah menahan 13 anggota misi pengamat OSCE di Ukraina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement