REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan akan mengerahkan kekuatan militernya terhadap Korea Utara untuk membela Korea Selatan.
"Kami tidak menggunakan kekuatan militer kami untuk melawan negara lain. Tetapi kami tak akan ragu untuk menggunakan militer kami membela sekutu kami dan cara hidup kami," kata Obama.
Obama dan Presiden Korsel Park Geun-hye bersama-sama melawan Korut dan memperingatkan akan merespon secara tegas terhadap tindakan provokasi Pyongyang yang selalu mengancam keduanya.
"Jadi seperti negara lainnya, Korut dan warganya memiliki pilihan. Mereka dapat memilih melanjutkan hidupnya di bawah isolasi, atau mereka dapat memilih bergabung dengan negara lainnya di dunia," tambah Obama.
Sebelumnya, Korut memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan mengesampingkan bentuk baru dari uji coba nuklir setelah Dewan Keamanan PBB mengecam peluncuran rudal Korut ke semenanjung Korea. Korut pun telah menjadi target sanksi PBB atas uji coba tiga nuklir sebelumnya.
Berdasarkan data satelit beberapa akhir ini, pengolahan uji coba nuklir Korut tampak masih dilakukan. Meskipun begitu, para ahli mengatakan persiapan uji coba nuklit Korut ini belum menunjukan adanya perkembangan dalam waktu dekat.
Kunjungan Obama di sejumlah negara di Asia ini dilakukan untuk menghilangkan keraguan para sekutu AS atas janjinya yang akan menyeimbangkan kekuatan militer, diplomasi, dan sumber ekonomi terhadap cepatnya pertumbuhan wilayah Asia Pasifik.
Sebelum mengunjungi Seoul, Obama menyambangi Tokyo. Kunjungan ini dimaksudkan sebagai bentuk kerjasama yang solid antara AS dan Jepang ditengah-tengah meningkatnya ancaman uji coba nuklir Korut. Usai mengunjungi Seoul, Obama dijadwalkan akan melawat ke Malaysia dan Filipina.