REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi Jumat mengatakan telah menemukan 14 kasus lagi virus berpotensi mematikan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) di kerajaan itu, menjadikan jumlah kasus menjadi 313.
Satu pernyataan kementerian kesehatan mengatakan kasus baru itu telah dilaporkan di ibu kota Riyadh, kota pantai Jeddah dan "kota suci" Mekkah dalam 24 jam terakhir.
''Pihak berwenang juga telah mencatat lima kematian lebih karena virus ini,'' katanya.
Lonjakan kasus menjadi perhatian langsung Saudi akan menjadi tuan rumah peziarah dari seluruh dunia pada Juli selama bulan Ramadhan, serta pada awal Oktober ketika jutaan jamaah melakukan haji tahunan.
''Secara keseluruhan, 92 orang telah meninggal akibat MERS di Arab Saudi,'' kata kementerian di situsnya.
Arab Saudi telah menyaksikan lonjakan tingkat infeksi dalam beberapa pekan terakhir dengan banyak kasus baru tercatat di Jeddah, kota terbesar kedua kerajaan. Sebagian besar para petugas kesehatan yang terinfeksi.
MERS muncul di Timur Tengah pada tahun 2012 dari keluarga yang sama virus SARS, yang telah menewaskan sekitar 800 orang di seluruh dunia setelah pertama kali muncul di Cina pada tahun 2002. MERS dapat menyebabkan batuk, demam dan radang paru-paru.
Meskipun jumlah infeksi MERS di seluruh dunia cukup kecil, namun tingkat kematian lebih dari 40 persen antara kasus yang dikonfirmasi dan penyebaran virus di luar Timur Tengah adalah menjadikan para ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat waspada.