Sabtu 26 Apr 2014 22:14 WIB

PM Ukraina Persingkat Kunjungan ke Roma

Peta Ukraina
Foto: VOA
Peta Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN CITY -- Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk akan mempersingkat kunjungannya ke Roma dan kehilangan kanonisasi John Paulus II dan John XXIII karena perkembangan ketegangan dengan Rusia, kata juru bicaranya kepada AFP, Sabtu.

"Dia tak bisa tinggal (sesuai jadwal) karena situasi," kata Olga Lappo saat perdana menteri bertemu dengan Paus Francis, di tengah meningkatnya ketegangan antara para pemrotes pro-Rusia dan pihak berwenang Ukraina di bagian timur negara bekas Soviet itu.

Kelompok Tujuh negara kaya (G-7) telah setuju untuk menjatuhkan sanksi kepada Moskow Senin atas melonjaknya krisis Ukraina di tengah kekhawatiran Barat bahwa Rusia untuk menyerang.

Ketegangan setelah pemberontak pro-Rusia menahan para pengamat kelompok internasional OSCE di daerah itu Sabtu pagi menuduh mereka "mata-mata NATO" dan bersumpah untuk terus menahan mereka.

"Kemarin, kami menahan beberapa mata-mata NATO... mereka akan ditukar dengan para anggota kami yang ditahan. Saya tidak melihat ada jalan lain mereka akan dibebaskan," kata Denis Pushilin, kepala Republik Donetsk yang diumumkan sepihak oleh pemberontak kepada wartawan.

Pushilin mengemukakan hal itu di depan gedung badan keamanan SBU di Slavyansk yang dikuasai pemberontak, tempat tim OSCE ditahan.

Wali kota Salvyask, Vyacheslav Ponomaryov, juga mengemukakan kepada para awak stasiun televisi 'Russian TV' bahwa para anggota OSCE diperkirakan adalah "para perwira intelijen negara-negara anggota NATO".

"Personil militer dari Denmark, Jerman, Polandia, Republik Cheska,Bulgaria saya kira dan--- dari negarapun, saya tidak dapat segera menyebutkan--telah ditahan," katanya dalam siaran televisi di Moskow.

"Kami yakin satu misi OSCE mengikutsertakan personil militer memasuki wilayah kami tanpa rintangan dan mempelajari fasilitas-fasilitas kami."

Slavyansk menjadi pusat ketegangan antara para pemrotes pro-Rusia dan pihak berwenang Ukraina di bagian timur negara itu di mana pemberontak pro-Kremlin menguasai sejumlah kota.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement