Sabtu 26 Apr 2014 23:59 WIB

Nelayan Penyelamat Korban Feri Sewol: Itu Adalah Neraka

Rep: c70/ Red: Mansyur Faqih
Anggota keluarga korban tragedi feri Sewol berdoa sambil menunggu kabar di Jindo, Selasa (22/4)
Foto: AP
Anggota keluarga korban tragedi feri Sewol berdoa sambil menunggu kabar di Jindo, Selasa (22/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JINDO -- Nelayan Kim Hyun-ho selalu dihantui perasaan tidak tenang. Ini lantaran, ia menyaksikan bencana kapal feri Sewol secara langsung.  

Ia pun menyaksikan saat ratusan penumpang tewas akibat tenggelamnya kapal feri Sewol pada 16 April lalu. Bahkan, jeritan para penumpang masih terngiang dalam kepala Kim. 

Dia dan perahu nelayannya telah menarik sedikitnya 25 orang dari perairan dingin di Laut Kuning. Tetapi hal itu tak dianggap suatu hal yang membanggakan namun malah menjadi siksaan.

"Itu adalah neraka. Menyakitkan mengingat kejadian itu. Ada banyak orang dan tidak cukup perahu, orang-orang di air berteriak minta tolong dan feri tenggelam dengan cepat," kata Kim kepada CNN, Sabtu (26/4).

Kim mengaku menyaksikan orang-orang terperangkap di dalam kapal yang tenggelam di depan matanya. Saat kembali ke rumah, ia juga melihat di televisi bahwa ternyata banyak orang yang masih terkunci di dalam kapal.

Sejauh ini, tim penyelamat telah menemukan 187 mayat. Sementara 115 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Ayah dua orang anak itu mengatakan, mengerti perasaan ratusan orang tua yang kehilangan anaknya dalam bencana tenggelamnya kapal feri.

"Saya dan teman-teman nelayan selalu mencoba untuk menangkap ikan lagi, tapi selalu berubah pikiran," lanjut Kim.

Rabu (16/4), kapal Feri Sewol yang membawa 476 penumpang dan awak tenggelam dalam perjalanan ke pulau Jeju. Sekitar 339 penumpang merupakan guru dan murid SMA Danwon di Ansan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement