REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kementerian Kesehatan Mesir, Sabtu (26/4), menyatakan telah menemukan kasus pertama serangan virus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), yang mirip SARS, pada seorang pria Mesir yang baru pulang dari Arab Saudi.
Pasien yang berusia 27 tahun tersebut memeriksakan kesehatan pada Jumat di satu rumah sakit di Ibu Kota Mesir, Kairo, kata Kementerian itu di dalam satu pernyataan. Ditambahkannya, pria tersebut berada dalam kondisi stabil sekarang.
Arab Saudi telah mengalami pukulan kuat virus MERS, dan lebih dari 300 kasus penyakit itu telah dilaporkan sementara 92 orang meninggal sejak April 2012. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa pada Jumat mengatakan organisasi tersebut "prihatin" mengenai peningkatan jumlah kasus MERS dan akan menyediakan bantuan lebih banyak buat Arab Saudi.
MERS dipandang lebih mematikan tapi merupakan sepupu virus SARS yang tak terlalu cepat menular. SARS muncul Asia pada 2003 dan menyerang ribuan orang.
Koronavirus itu pertama kali ditemukan pada pertengahan 2012 pada seorang pria tua yang menderita radang paru-paru akut serta gagal ginjal. Virus tersebut telah menyebar dari beberapa negara Teluk ke Afrika Utara, Asia Tenggara dan Eropa, menewaskan lebih dari 100 orang dan menyerang ribuan orang lagi.