REPUBLIKA.CO.ID, JINDO -- Koridor dan kabin penumpang kapal feri Korea Selatan yang terbalik dan karam di pantai baratdaya negeri itu dipenuhi benda yang mengambang, sehingga menghambat pencarian mayat di dalam kapal sementara arus kencang dan cuaca buruk.
Hingga Sabtu malam (26/4), 187 orang telah dikonfirmasi tewas, dan 115 orang lagi masih hilang. Tak seorang pun ditemukan dalam keadaan hidup sejak 174 penumpang dan anggota awak kapal diselamatkan pada Rabu (16/4), ketika feri tersebut tenggelam dalam perjalanan ke Pulau Pelancongan di bagian selatan Korea Selatan, Jeju, dari Pelabuhan Inchon di bagian barat.
Dua pertiga dari 476 orang di kapal feri itu adalah siswa dan guru dari Sekolah Menengah Danwon di Ansan, kota di sebelah selatan Seoul, Ibu Kota Korea Selatan. Mereka sedang melakukan perjalanan lapangan.
Hanya dua mayat ditemukan pada operasi pencarian Sabtu (26/4) kemarin. Sementara benda yang mengambang memenuhi koridor dan kabin. "Banyak penghalang seperti kursi, ranjang dan meja menghalangi koridor dan ruang tempat penyelam bergerak," kata pejabat yang memberi penjelasan kepada wartawan mengenai operasi pencarian.
Kapal Feri Sewol, dengan bobot 6.825 ton, terbalik dan benar-benar tenggelam. Para penyelam mencari semua tempat yang bisa dimasuki, termasuk ruang santai dan kompartemen di pinggiran sisi kanan dan di bagian tengah kapal tersebut. Kapten Angkatan Laut Korea Selatan Kim Jin-hwang memberitahu wartawan bagian terminal dipenuhi sangat banyak barang, sehingga membuat sulit pencarian.
Para penyelam membongkar jendela atau membuat lubang di dinding kapal untuk memasuki kabin penumpang, tempat banyak mayat diduga terjebak. Satu lagi kesulitan yang dihadapi para penyelam adalah arus kuat di lepas pantai Pulau Jindo. Sementara itu, kondisi cuaca bertambah buruk. Hujan mulai turun pada Sabtu malam di daerah tersebut. Menurut prakiraan cuaca, angin berhembus dengan kecepatan sembilan-14 meter per detik pada Ahad dan gelombang mencapai ketinggian satu-tiga meter.