Senin 28 Apr 2014 16:43 WIB

Kunjungi Filipina, Obama Sepakati Perjanjian Militer

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Julkifli Marbun
Barack Obama
Foto: AP/Susan Walsh
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah tiba di Filipina dalam serangkaian kunjungannya ke Asia. Dalam kunjungannya ini pun, AS dan Filipina menyepakati kerja sama militer yang ditandatangani di Manila.

Dengan perjanjian ini, AS dapat mengirimkan lebih banyak pasukan di Asia Tenggara. Kesepakatan ini ditandatangani di tengah-tengah sengketa wilayah dengan Beijing terkait Laut Cina Selatan.

"Saya telah menegaskan dan menekankan bahwa Amerika Serikat dan Cina perlu mendukung upaya para penuntut untuk menyelesaikan masalah maritim secara damai dan dialog, bukan melalui intimidasi, termasuk di Laut Cina Selatan," katanya seperti dilansir dari BBC.

Perjanjian yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin dan Duta Besar AS Phipip Goldberg berlaku selama 10 tahun. Dalam kesepakatan ini, AS dapat memiliki akses yang lebih besar ke pangkalan militer, pelabuhan, dan pangkalan udara. Pasukan AS akan dipindahkan melalui fasilitas tersebut dan terlibat dan latihan gabungan.

Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario menyebutnya sebagai tonggak sejarah bersama sebagai perjanjian sekutu. "Kesepakatan Kerja sama Peningkatan Pertahanan ini mengangkat keterlibatan pesawat kami yang sudah kuat, kestabilan dan perdamaian di wilayah Asia-pasifik," kata seorang pejabat.

Meskipun begitu, kehadiran pasukan asing ini merupakan masalah yang sensitif di Filipina, bekas koloni AS. Aktivis anti-Amerika mengatakan kesepakatan itu tidak akan memberikan Filipina keuntungan dan akan merugikan kedaulatannya. Ia pun diperkirakan akan melalukan konvoi aksi demonstrasi di dekat istana kepresidenan ketika Obama dan Aquino bertemu.

Dahulu, AS memiliki pangkalan besar di Filipina. Namun, pangkalan ini telah ditutup pada awal 1990. Pasukan AS pun telah aktif bertugas di Filipina selatan di mana terdapat militan jaringan alQaeda.

Meskipun begitu, beberapa bulan ini Washington dan Manila telah memperkuat hubungannya lagi sejak hubungan Filipina dengan Cina terganggu terkait sengketa wilayah teritorial. Dalam sengketa ini, Cina dan sejumlah negara Asia Tenggara mengklaim wilayah di Laut Cina Selatan.

Pada 2012, kapal dari Cina dan Filipina terlibat dalam ketegangan di Scarborough. Filipina telah melakukan perlawanan terhadap Cina atas sengketa wilayah tersebut dengan membawa kasus itu ke pengadilan PBB. Meskipun begitu, Cina menyatakan tidak akan terlibat dalam proses tersebut.

Selama kunjungannya ini, Obama bertemu dengan Presiden Benigno Aquino dan menghadiri jamuan makan malam kenegaraan. Sebelumnya, Obama telah mengunjungi Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement