Selasa 29 Apr 2014 16:57 WIB

Pameran Seni Sydney Biennale Gunakan Bangunan Bekas Penjara

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sudah ke-19 kalinya Sydney menggelar pameran seni Biennale. Keunikan dari pameran ini adalah hasil karya yang ditampilkan tidak hanya di galeri dan museum saja, tapi di beberapa lokasi. Tahun ini, pameran juga mengambil lokasi di Pulau Cockatoo, yang memiliki nilai sejarah tinggi bagi Australia.

Pulau Cockatoo atau Cockatoo Island, terletak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Sydney, yang bisa ditempuh dengan menggunakan ferry dari pelabuhan Darling Harbour.

Di pulau inilah dulu terdapat penjara pertama bagi para imigran yang dibuang dari kerajaan Inggris karena melakukan tindakan kriminal di negara asalnya.

Baru di tahun 1857 hingga 1991, pulau ini menjadi salah satu pelabuhan utama bagi kapal-kapal pengangkut barang di negara bagian New South Wales.

Di pulau inilah terdapat bangunan panjang menyerupai penjara dengan sejumlah terowongan gelap.

Tapi ada yang berbeda, karena sejumlah instalasi seni menghiasi bangunan yang biasanya seolah diabaikan begitu saja.

Parade karya Mel O'Callaghan (Foto: Erwin Renaldi)
"Ada sekitar 30 instalasi seni yang dipamerkan di pulau ini. Tidak seluruhnya hasil karya seni yang dinamis, tetapi juga bergerak dan bisa dicoba oleh para pengunjung," ujar Nisa Mackie, Manajer program dan edukasi dari Festival Biennale.
Salah satu hasil karya seni gerak kontemporer adalah hasil karya seniman asal Sydney, Mel O'Callaghan.
Lewat "Parade", O'Callaghan mencoba mengartikulasikan kondisi manusia saat ini yang banyak memiliki pemikiran soal mitos dan ritual. Ia tuangkan konsep tersebut dalam gerakan sejumlah orang dengan menggunakan beban dan tangga.
"Tahun ini memang yang diusung adalah 'You Imagine What You Desire', artinya para pengunjung bebas berimajinasi dengan apa yang mereka lihat," ujar O'Callaghan
Salah satu instalasi seni di Biennale Boot Camp (Foto: Erwin Renaldi)
Di bagian tengah gedung, terdapat area yang disebut Biennale Boot Camp.
Area ini dipenuhi dengan banyak alat pengangkat beban, seperti layaknya di pusat kebugaran atau gym. Hanya saja, terdapat hiasan-hiasan menarik.
Tak hanya itu, disebelah setiap alat beban terdapat benda-benda lain, seperti air mancur berwarna pink, ayunan, tengkorak, dan masih banyak lagi.
"Di sini kami ingin mengajak para pengunjung untuk berpikir sejenak soal energi yang kita buang. Ketika kita mengangkat beban di pusat kebugaran, pernahkah terbesit kemana energi yang terbuang? Ternyata ada yang bisa digunakan untuk mengayun ayunan, bahkan mengalirkan air pada air mancur," jelas O'Callaghan.

Air terjun karya seniman Denmark, Eva Koch (Foto: Erwin Renaldi)
Di pojok lainnya, gemuruh air terjun terdengar. Tentu ini adalah bukan air terjun sesungguhnya, hanya sebuah instalasi seni visual karya Eva Kockh, yang berasal dari Denmark.
Salah satu karya seni yang mungkin banyak mendapat perhatian adalah 'The Village' karya Randi dan Katrine.
Di sini kedua seniman mencoba melukiskan kepribadian dari tiap-tiap rumah.
Bentuk pintu dan jendela seolah menyimpan cerita dan perasaan tersendiri, seperti bahagia dan sedih.
Seniman Randi dan Katrine menampilkan hasil karya seni yang disusun dalam "The Village" (Foto: Erwin Renaldi)
Festival seni Biennale digelar di Sydney dari tanggal 21 Maret hingga 9 Juni mendatang. Festival ini ternyata mendapat sambutan tidak hanya dari warga lokal, tetapi juga turis mancanegara, termasuk dari Indonesia.
"Saya diajak teman ke sini, dan festival ini memang keren. Bayangkan di sebuah pulau ternyata terdapat pameran seni seperti ini. Sangat kontras antara seni dan industrial," ujar Astari Laksmiwati, yang berasal dari Jakarta.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement