REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye menyampaikan permintaan maafnya atas bencana kapal feri Sewol dalam sebuah pernyataan di salah satu stasiun televisi nasional, Selasa (29/4).
Presiden Park mengatakan, pemerintah mengaku telah gagal untuk mencegah bencana dan sangat ceroboh dalam melakukan tindakan tanggap darurat.
“Saya tidak tahu bagaimana untuk meminta maaf atas kegagalan mencegah kecelakaan. Saya minta maaf kepada rakyat dan karena banyak nyawa berharga yang hilang, " kata Park, seperti dikutip dari BBC.
Permintaan maaf Presiden Park muncul di tengah tim penyelam yang sedang mencari korban. Sejumlah keluarga korban merasa marah dengan permintaan maaf yang disampaikan Presiden Park tersebut.
Kapal feri Sewol tenggelam di lepas pantai Korea Selatan pada 16 April dengan membawa 476 penumpang yang sebagian besar adalah siswa SMA. Sebanyak 174 penumpang berhasil diselamatkan sesaat setelah kejadian, sedangkan yang lainnya masih dinyatakan hilang dan dipastikan tewas di perairan bersuhu 11 derajat celcius itu.
Para pejabat setempat dan tim penyelam mengonfirmasi telah mengambil hampir 200 mayat dan upaya pencarian masih terus dilakukan.
Seperti dilansir dari kantor berita Yonhap, dalam sebuah pernyataan, Presiden Park berencana akan menciptakan sebuah badan pemerintahan baru yang menangani kecelakaan dalam skala besar. "Kita harus memiliki tekad kuat untuk membangun sebuah sistem keamanan dari awal,” lanjutnya.
Saat ini perhatian pemerintah telah terfokus pada mengapa begitu sedikit penumpang yang dievakuasi dari kapal saat insiden terjadi. Dan kemungkinan kelalaian yang dilakukan oleh kapten kapal Lee Joon-seok dan kru kapal.
Pada Ahad (27/4), Perdana Menteri Korea Selatan Chung Hong-won mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri ini dianggap sebagai tanggung jawab Chung atas lambannya penanganan pemerintah terhadap kecelakaan kapal feri.