REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL– Presiden Korea Selatan, Park Geun hye memohon maaf pada masyarakat atas kekecewaan mereka pada penanganganan pemerintah dalam tragedi tenggelamnya kapal Feri Sewol, Selasa (29/4). Ia mengatakan pemerintah telah gagal mencegah bencana dan ceroboh dalam upaya tanggap darurat.
"Saya minta maaf dengan berat hati karena banyak nyawa berharga yang hilang,’’ kata dia dalam sebuah pernyataan kabinet dilansir dari BBC.
Tindakannya disinyalir karena komentar negatif menyebar di situs-situs internet yang menilai pemerintah lamban. Kemarahan dan kritik publik sebagian besar karena hanya sedikit penumpang yang bisa dievakuasi. Mereka juga meneriakan kelalaian kapten dan kru.
‘’Saya memohon maaf meskipun tidak cukup menghibur rasa sakit dan penderitaan. Saya minta maaf atas kekurangan dalam upaya pencegahan kecelakaan juga respon pemerintah selama ini,’’ kata Park, yang ditayangkan di televisi nasional, dikutip CNN.
Sebelumnya, Park menghadiri upacara peringatan kematian di Ansan, pinggiran kota Seoul. Dia berbicara dengan anggota keluarga dan meletakan bungan di lokasi peringatan. Park berjanji akan memperbaiki performa dan mengubah praktik penyelamatan sehingga kejadian ini tidak terulang kembali.
"Saya tak bisa tidur karena tidak ada berita penemuan penumpang lagi, padahal banyak keluarga menunggu,’’ katanya.
Dikutip dari kantor berita Yonhap, Park mengatakan pemerintah akan menciptakan sebuah badan pemerintah baru untuk menangani kecelakaan skala besar. Kementerian keamanan nasional juga nantinya akan ditempatkan di bawah kantor perdana menteri.
Ia berjanji untuk membuat sistem yang aman sejak awal sebagai tindakan preventif. Sebelumnya pada Ahad, Perdana Menteri Korea Selatan telah mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawabnya atas tragedi ini.
Pada Senin, pihak berwenang Korsel telah menangkap tiga orang yang dicurigai melenyapkan barang bukti terkait penyebab tenggelamnya kapal Sewol. Mereka yaitu Direktur dan dua orang lain dari kantor Incheon Korea Shipping Association dengan bukti terkait probe pada hari kejadian dari Chonghaejin, perusahaan pemilik Sewol.
The Korea Shipping Association adalah sebuah kelompok perdagangan yang mempromosikan kepentingan industri pelayaran di Korsel. Penyidik juga menggerebek kantor penjaga pantai dan menyelidiki tindakan mereka ketika keadaan darurat saat Sewol tenggelam. Situs yang digerebek adalah gedung Coast Guard di Mokpo yang termasuk pusat darurat provinsi Jeolla Selatan.
Penyidik mencari kemungkinan kelalaian tugas para petugas berwenang. Masih belum jelas apa yang menyebabkan insiden itu terjadi. Investigasi difokuskan pada korelasi modifikasi kapal yang memungkinkan kondisi kapal tidak stabil.
Berdasarkan laporan, kabin tidur yang dipasang adalah hasil modifikasi pada tahun antara 2012 dan 2013. Menurut para ahli, mungkin hal ini secara tidak langsung mempengaruhi keseimbangan kapal. Feri juga dilaporkan membawa kargo lebih dari tiga kali jumlah yang diperbolehkan.
Saat kejadian, penjaga pantai menyelamatkan kapten dari kapal. Semua 15 anggota kru yang terlibat dalam navigasi feri sekarang berada dalam tahanan, menghadapi tuduhan kelalaian tugas. Kapten dilaporkan tidak berada ditempatnya seharusnya ketika kapal mendapat masalah.
Fokus lain penyelidikan yaitu alasan mengapa penumpang diberitahu untuk tetap berada di kabin mereka sementara kapal mulai tenggelam. Hingga saat ini, tim penyelamat yang terdiri dari para penyelam telah menemukan banyak mayat penumpang yang mengenakan jaket di dalam kabin dan tempat umum di dalam kapal.
Feri Sewol tenggelam di lepas pantai Korea Selatan pada tanggal 16 April dengan 476 orang penumpang di dalamnya. Sebanyak 174 berhasil diselamatkan, sedangkan sisanya dipastikan tewas atau hilang. Para pejabat telah mengangkat hampir 200 mayat dan penyelam terus mencari orang-orang yang masih belum ditemukan.